Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Sosok

PNMH Pandapotan Pardosi, Secercah Harapan Putera Parsoburan

8 Oktober 2018   11:01 Diperbarui: 8 Oktober 2018   11:06 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PNMH Pandapotan Pardosi sering disingkat Dapot Pardosi, sudah beberapa kali berjuang merebut satu kursi DPRD Tobasa. Namun dia tak patah arang meski selalu takluk dari caleg pesaingnya. Dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS) hingga Partai Gerindra.

Nama panggilan 'Dapot PIS' pun sempat menempel kepadanya menggantikan nama tenar sebelumnya 'Dapot 42'. Kalau tidak salah, angka 42 itu adalah nomor pintu sebuah bis penumpang yang pernah dimiliki ayahnya. Apalagi nama Dapot cukup laris di kalangan orang Batak sehingga perlu ada kode tertentu untuk membedakan Dapot yang satu dengan yang lainnya.

Sedikit melenceng, barangkali itu sebabnya politisi senior PDIP Panda Nababan memilih cara unik untuk menyingkat namanya. Bukan Dapot Nababan tetapi Panda Nababan, walau nama aslinya adalah Pandapotan Nababan.

Belakangan, dewi fortuna menghampirinya, setelah Asmadi Lubis anggota DPRD asal Gerindra ingin naik kelas ke DPR Senayan. Dapot akhirnya menjadi anggota DPRD Tobasa hasil dari Pergantian Antar Waktu (PAW) Asmadi Lubis. Ini sekaligus menjadi kabar baik bagi marga Pardosi, marga "sisuan bulu" alias sang empunya Parsoburan, ibukota Kecamatan Habinsaran, yang sejak lama merindukan marga Pardosi sebagai anggota Dewan. Sebuah kerinduan yang sangat wajar, tentunya.

Meski tak lama, sekitar 10 bulan saja sebagai anggota DPRD Tobasa hingga periodenya usai pada 2019 nanti, Dapot juga tercatat sebagai caleg petahana (incumbent) Gerindra dengan nomor 1. Dapot akan bertarung memperebutkan 6 kursi DPRD Tobasa dari dapil Habinsaran, Borbor, Nassau (Habornas). Sebagai caleg petahana dan bermarga Pardosi, Dapot di atas kertas mempunyai peluang yang lebih besar dari caleg pesaingnya. Namun penentu kemenangan tetap berada di tangan rakyat yang memiliki hak untuk memilih.

Sebelum terjun ke dunia politik di Habornas, Dapot juga pernah mengadu nasib di Jakarta. Bersama istri dan anaknya, ia kemudian kembali ke kampung halaman untuk meneruskan usaha yang telah dirintis ayahnya sejak lama: usaha kilang padi atau penggilingan padi. Ditambah mengusahai sebidang tanah warisan orangtuanya.

Usaha gilingan padi milik Dapot terletak di RT 4, di sebelah kiri jalan jika mengambil jalur dari arah Pasar Parsoburan menuju Gereja Katolik. Pelajaran positif yang patut ditiru dari bisnis kilang padi itu adalah adanya kepercayaan. Ketika itu, ayahanda Dapot, memperkenalkan sistem 'jemput bola' kepada konsumennya. Ia akan menjemput padi milik konsumen, kemudian menggilingnya hingga berubah menjadi beras, dan diantarkan kembali kepada si empunya. Sementara si empunya padi cukup duduk manis di rumah.

Dalam proses itulah kepercayaan antara pemilik kilang dan konsumennya terbangun dengan baik. Sebab jasa atau upah menggiling padi tidak dibayarkan dengan uang tetapi dengan sebagian beras hasil gilingan. Misalnya, upah menggiling sekarung padi adalah seliter beras dan diambil langsung oleh pemilik kilang tanpa disaksikan si empunya padi. Itu berarti, pemilik kilang harus menjaga kepercayaan konsumennya dengan sangat ketat. Dia harus amanah, mengutip istilah kerennya.

Tak jauh berbeda, bisnis kilang padi yang belakangan digantikan "mesin berjalan" dengan langsung menghampiri konsumennya ke halaman rumah, hal utama yang perlu dipertahankan Dapot sebagai anggota DPRD Tobasa adalah menjaga kepercayaan rakyat. Kelak, jika ia terpilih kembali, semoga Dapot tak lagi hanya mampu menjemput dan menjaga kepercayaan rakyat, tetapi juga harus mampu memperjuangkan aspirasi rakyat.

Selamat berjuang "Dapot Gerindra".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun