Mohon tunggu...
aprila paratih
aprila paratih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Melihat Lebih Dalam Novel "Laskar Pelangi"

22 Februari 2018   19:55 Diperbarui: 22 Februari 2018   20:04 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ketika setiap orang mendengar dua kata yakni Laskar Pelangi, pastilah timbul berjuta opini dan imajinasi. kata -- kata yang terlontar tentang Laskar Pelangi akan muncul dari bibir orang -- orang yang pernah membacanya, menontonnya atau bahkan hanya mendengar sebuah kisah yang hidup di dalamnya. Opini tersebut seperti roh positif yang mengalir dari buku ini. 

Terlihat jelas jika buku ini mengangkat edukasi sebangai kunci pamungkasnya, kemudian diiringi dengan hubungan yang sangat erat bersama sahabat -- sahabat dan para gurunya. Andrea Hirata menyiratkan pesan, "hidup yang selalu diperjuangkan dalam situasi dan kondisi apapun."

Ketika Ikal duduk di bangku SD dan SMP waktunya banyak dihabiskan di sekolah Muhamadyh dan khayalannya sering berkunjung kesebuah tempat yang bernama Eddensor. Sebuah tempat yang sangat jauh, indah, dan membangkitakan jiwanya. Ia membaca tempat bernama Eddonsor dari buku yang diberikan A Ling padanya.

Novel ini sangat megandung berjuta rasa. Rasa bahagia mereka tunjukkan ketika bermain bersama, belajar bersama, hingga mempelajari kerasnya hidup bersama -- sama. Kesedihan yang amat dalam adalah kepergian Lintang ketika ia putus sekolah dan orang genius tingkat dewa sepertinya harus melanjutkan kemiskinan keluaganya.

Andrea Hirata menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.

"Aku cemas karena melihat Bu Mus yang resah dan karena beban perasaan ayahku menjalar ke sekujur tubuhku."

Novel ini diceritakan dengan alur maju. Karena berawal dari kisah seorang Ikal yang bersekolah di sekolah Muhamadiyah, kemudian muncullah ceritanya bersama sahabat -- habatnya sampai akhirnya ia mengikuti beasiswa.

Tokoh utama Ikal, Ikal merupakan seorang anak laki -- laki, dengan keluarga yang kurang mampu namun diperlihatkan sebagai sosok yang kuat, dan mensyukuri hidupnya.

 "aku tahu bahwa beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusi empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki- lakinya ke sekolah."

 Untuk masuk sekolah dasar saja susah minta ampun, tak seperti anak biasanya. Mungkin untuk anak seusia tujuh atau enam tahun yang berangkat ke sekolah tidaklah berpengaruh besar akan ekonomi keluarga. Tak diragukan lagi ayahnya menginginkan ia bekerja.

Dari Ikal lah semuanya berawal, kemudian ia mulai menceritakan seorang sahabat yang ia banggakan, dan sangat berarti untuk hidupnya. Lintang, anak yang berasal dari keluarga nelayan miskin yang sangat melarat. Tetapi itu tidak menyurutkan citranya, Lintang diibaratkan mutiara yang ditemukan dalam sebuah kubangan. Jiwa pantang menyerah, kegeniusan, sopan santun, dan cara -- caranya menjalani hidup itulah yang menjadi magnet bagi dirinya.

"Delapan puluh kilometer pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh.Ka ta -- kata yang digambarkan oleh Ikal terhadap lintang."

Dengan fakta -- fakta diatas sangat mendukung tokoh Lintang untuk diambil sari -- sari kehidupannya yang sangat mebuka mata, terutama untuk siswa -- siswa yang sedang bermalas - malasan

Warna yang sangat mencolok juga timbul dari seorang Mahar, sahabat yang sangat genius dalam seni, kreatif, periang, dan daya imajinasi tinggi.

"Ritme ukulele mengiringi vibrasi sempurna suaranya disertai sebuah penghayatan yang luar biasa sehingga ia tampak demik ian men derita karena kehilangan seorang kekasih. Bernyanyi dan memainkan musik, bakat yang ditunjukan pada awal kisahnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun