Mohon tunggu...
Gusti Rian Saputra
Gusti Rian Saputra Mohon Tunggu... Lainnya - "Equality Before The Law" | mari membaca, semangat berkarya, membangun bangsa.

- penuntut ilmu - pecandu temu - penikmat rindu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Hari Kemerdekaan ke-75 RI: Pahlawan Perlu Kita Hargai!

17 Agustus 2020   14:52 Diperbarui: 19 Agustus 2020   22:53 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi goodnewsfromindonedia.id

Banyak hal yang dapat kita lakukan dalam memaknai hari kemerdekaan RI ke-75. Refleksi merupakan salah satu hal yang tak boleh luput dari perhatian kita. Berbenah diri dan menyiapkan misi demi tercapainya visi dikemudian hari menuju Indonesia maju.

Syukur atas berbagai nikmat yang telah Allah SWT berikan hingga saat ini merupakan hal substansi yang perlu kita refleksikan. Sudah sejauh mana kita bersyukur dengan segala rahmat-Nya. Sudah sejauh apa rasa syukur tercerminkan dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa kita tidak akan pernah benar-benar maju jika tidak dapat memaknai rasa syukur dengan sebenar-benarnya.

Realitas yang ditemukan lebih banyak membuktikan, bahwa hari kemerdekaan hanya dijadikan sebagai ajang ceremony belaka. Konser musik, pesta perayaan yang berlebihan dan berbagai lomba 17an menjadi potret atas citra peringatan hari kemerdekaan. 

Bukan bermakud untuk menyudutkan, tetapi kembali kita pertanyakan apakah hal itu tepat untuk memperingati hari sakral bangsa kita? Nyatanya, hal itu jauh dari rasa syukur dan cita-cita dari kemerdekaan itu sendiri, yakni Kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita yang di idam-idamkan dari dulu hingga kini.  

Founder fathers bangsa kita terdahulu rela menumpahkan darah, mengorbankan keluarga dan anaknya demi merebut kemerdekaan. Seolah semboyan "Merdeka atau mati," telah melekat di dalam hati mereka. Lantas bagaimana dengan hari ini?. Saat ini orang lebih rela mati bukan karena bangsa dan negaranya. Semboyan "kuota habis atau mati," lebih cocok untuk menggambarkan realita saat ini. Sedih, kecewa tetapi tidak boleh berputus asa.

Mensyukuri dengan berterimakasih kepada para pahlawan adalah hal yang perlu kita lakukan. Kebahagiaan kita hari ini adalah buah kerja keras yang telah mereka lakukan. Pikiran, hati dan tenaga senantiasa mereka berikan untuk bangsa tercinta. 

Maka sudah seharusnya kita hargai atas kesungguhan perjuangan mereka. Tidak perlu membawakan sebongkah emas ataupun karangan bunga indah ke kuburnya. 

Cukup dengan mengirimkan Al-Fatihah saja sudah lebih dari cukup. Mendoakan dengan ikhlas atas segala jasa mereka, agar diterima sebagai amal yang akan meringankan hisabnya di akhirat kelak. Adakah hal yang lebih bermakna daripada doa yang ikhlas dari hati?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun