Mohon tunggu...
Paradha Wihandi Simarmata
Paradha Wihandi Simarmata Mohon Tunggu... Lainnya - Orang yang masih sangat bodoh..

Ja Sagen!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Problematika Pengganti Plastik

23 Juli 2020   11:06 Diperbarui: 23 Juli 2020   11:14 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : ideapers.com

Sampah plastik merupakan sampah yang mengandung senyawa polimer (PP No. 83 Tahun 2012). Senyawa polimer sendiri merupakan senyawa besar yang  terbentuk dari penggabungan sejumlah unit-unit molekul yang kecil, layaknya sebuah rantai. 

Semakin panjang rantai pembentuk senyawa polimer, maka akan sulit untuk melebur. Itulah sebabnya butuh waktu yang begitu lama untuk alam mengurai sampah plastik yang dibuang sembarangan.

Begitu banyak dampak buruk yang diterima dari sampah plastik yang dibuang sembarang. Bahkan bila mengacu pada butterfly effect theory, kemungkinan besar sampah plastik yang dibuang sembarang, menyumbang perubahan iklim yang menjadi masalah bersama di dunia, walau hanya menyumbang 10-16 persen.

Sifat polimer plastik yang sulit melebur, membuat tunas-tunas tumbuhan yang harusnya tumbuh menjadi terhalang, sebab sulitnya menerima resapan air hujan. 

Sifat polimer dari plastik juga dapat menjadi salah satu bahan bakar yang menyebabkan kebakaran hutan, dan dapat menyebar karena sifatnya yang ringan sehingga mudah terbawa oleh angin.

Sifat plastik yang begitu elastis dapat menahan debit air yang mungkin menumpuk di aliran drainase, sehingga dapat menyebabkan banjir saat hujan turun dan sedimentasi saat kemarau datang. 

Namun apakah mudah untuk meninggalkan plastik dari kehidupan sehari-hari? Mengapa belum banyak orang yang sadar akan tindakan nya membuang sampah plastik sembarangan dapat menyumbang dampak negatif yang cukup besar?

Plastik dan Ekonomis nya

Dahulu plastik menjadi solusi yang lebih efisien untuk kehidupan sehari-hari. Plastik digunakan untuk   mengurangi pemakaian kertas/karton, yang bahan utamanya berasal dari pohon. 

Plastik juga mengurangi pembunuhan hewan yang kulitnya digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Belum bisa dibayangkan, apakah binatang seperti ular dan buaya akan bertahan lebih lama, jika dulunya plastik tidak dapat ditemukan. Leo Hendrik Baekeland ilmuwan pertama yang menemukan plastik sintetis pertama kali didunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun