Mohon tunggu...
Paradha Wihandi Simarmata
Paradha Wihandi Simarmata Mohon Tunggu... Lainnya - Orang yang masih sangat bodoh..

Ja Sagen!!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilmu dan Keragaman

7 Mei 2019   09:41 Diperbarui: 7 Mei 2019   09:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Fastabiqul Khoirot" (Berlomba-Lomba dalam Berbuat Kebaikan). Potongan ayat yang sangat jelas bagi setiap manusia memaknai bahwa harus berbuat baik di bumi ciptaan Allah SWT.

Manusia merupakan ciptaan Allah yang begitu sempurna. Manusia memiliki kelebihan yang berbeda diantara makhluk ciptaan-Nya yang lain, yaitu penyatuan antara budi pikiran dan nafsu. Di kisahkan bahwa budi pikiran hanya dimiliki oleh para Malaikat, dan nafsu dimiliki oleh iblis. Manusia dengan kelebihannya dapat menggunakan kedua fasilitas tersebut. Namun, semakin berkembangnya ilmu modern, manusia harus mampu mendobrak kembali fakultas kehidupan yang diberikan Sang Pencipta.

Fakultas kehidupan tersebut berupa insting, naluri, intuitif, imajinasi, dan lain sebagainya. Fakultas kehidupan tersebut harus digalih dan dilatih melalui penanggapan kita terhadap alam semesta. Hanya dengan menggalih dan mengenali diri untuk mencoba melatihnya maka kita semakin dekat dengan Sang Pencipta. Namun, maraknya pelencengan terhadap moral dan adab, sehingga sulit untuk mendobrak kembali penyadaran jiwa manusia, maka diturunkan seorang Nabi dan Rasul beserta wahtu-wahyu yang dibawahnya. Agama-agama yang diajarkan tersebut sangat melangit sekaligus juga membumi.

Agama-agama wahyu tersebut ialah Yahudi,Nasrani, dan Islam. Islam menjadi penyempurna dari dua agama langit yang diturunkan. Kebenarannya pun sangat hakiki bagi yang menganutnya. Ajarannya mampu menjawab cara bertuhan yang tidak masuk akal yang banyak dianut sebelumnya, menghancurkan dominasi aristokrasi kaum quraisy, dan juga menyatukan kembali persaudaraan yang sangat sulit disatukan sebab selalu terjadi peperangan antar kelompok. Begitu juga Yahudi dan Nasrani, terjadi kisah sejarah yang tidak mudah dalam memperjuangkannya.

Setiap agama selalu mengajarkan kebaikan pada para penganutnya. Dengan wahyu yang dibawakan, membuat setiap penganutnya ingin menunjukkan eksistensi yang berlebihan, sehingga mengganggap bahwa ajarannya lah yang paling benar. Disinilah nafsu terbesar telah muncul yaitu ke-Aku-an. Ego yang telah bermain bahwa menganggap agama(ku) yang paling benar dan ajaran(ku) yang paling suci.

Benar adanya bahwa beragama membuat hidup menjadi lebih ter-arah. Namun untuk mengarahkannya sendiri, harus lebih peka terhadap ilmu pengetahuan. Apabila agama hanya dilihat dari kacamata hukum dengan segala pertimbangan rasional dan empirisnya, maka yang terlahir hanyalah salah dan benar serta hitam dan putih.

Pemikiran dualistik seperti yang digambarkan tersebut membuat kita berantakan dalam menilai substansi dan hakikatnya lebih dalam. Mungkin kebanyakan dari kita lupa bahwasanya diantara hitam dan putih terdapat lagi warna lain seperti : biru, hijau, merah, dan abu-abu. Kita lupa bahwa diantara siang dan malam terdapat pagi, sore dan petang. Bukan berarti hukum menjadi lemah, namun terdapat banyak lagi ilmu seperti sejarah, filsafat dan sastra. Apabila dunia ilmu tersebut sama-sama dipahami secara sempurna, kemungkinan akan banyak yang sadar bahwasanya kebenaran yang hakiki hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, dan tugas kita hanya menafsirkan untuk jalan menuju kepada-Nya. Maka dari itu disetiap ibadah kita selalu meminta petunjuk-Nya ke jalan yang lurus.

Menjadi sebuah keharusan bahwa setiap organisasi pemuda memperkenalkan ilmu-ilmu yang telah di tekuni oleh satu sama lain. Dengan beragam konstitusi dan ideologi yang dibawakan setiap organisasi, harusnya membuat sebuah warna yang indah diatas coretan kanvas kehidupan. Berlomba-lombalah dalam membuat sebuah kebaikan dengan ideologi yang diemban, dan perluas lagi dengan ilmu pengetahuan, sebab ilmu tidak pernah berkhianat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun