Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memahami Zionisme (Bagian 6): Keberagaman Rakyat Palestina

9 Januari 2018   15:28 Diperbarui: 9 Januari 2018   23:12 2371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang-orang Kristen Palestina sudah berjuang bersama menentang Zionisme sejak awal. Photo: AFP/Getty Images

"Masyarakat Palestina sebelum datangnya Zionis adalah tipe  masyarakat yang beragam, baik Muslim, Kristen, maupun Yahudi tinggal di  sana dan berbaur. Namun tidak seperti Zionis yang solid, meskipun rakyat  Palestina memiliki visi yang sama tentang nasionalisme, namun mereka  gagal mengartikulasikan kepentingan nasionalnya karena  persoalan-persoalan internal."

Artikel sebelumnya di Kompasiana: Memahami Zionisme (Bagian 5): Dialog Muhammad Asad dengan Dr. Chaim Weizmann                   

Untuk menghadapi gerakan Zionis yang berkeinginan untuk menduduki  tanah Palestina, serta juga keinginan Inggris untuk mengendalikan rute  perdagangan dari Laut Tengah ke Samudera Hindia, tidak seperti Zionis  yang didukung oleh seluruh dunia, orang-orang Palestina berjuang  mempertahankan dirinya tanpa didukung oleh siapapun. Sejak awal para  pemimpin Palestina menyadari bahwa para Zionis yang datang adalah sebuah  fenomena baru, mereka sangat berbeda dengan orang-orang Yahudi  terdahulu yang pernah tinggal di Palestina selama berabad-abad.[1]

Orang-orang Yahudi terdahulu menggunakan bahasa setempat, meskipun  mereka mempertahankan identitas religiusnya, namun mereka tetap  berpartisipasi dalam kegiatan budaya dan sosial setempat. 

Dengan kata  lain orang-orang Yahudi pra-zionis adalah sekelompok orang yang membaur  dengan kehidupan masyarakat setempat. Pada awal tahun 1899, seorang  pemimpin komunitas Arab di Yerusalem menulis kepada Theodor Herzl[2]:  "Dunia ini cukup besar, ada tanah-tanah tak berpenghuni lainnya di mana  jutaan orang Yahudi miskin dapat tinggal.... Atas nama Tuhan, tinggalkan  Palestina sendiri!"[3]

Orang-orang Palestina menggunakan beragam perlawanan terhadap  orang-orang yang hendak mengusir mereka dari Palestina, dan tentu saja  baik Zionis maupun Inggris tidak membiarkannya. 

Namun yang mengejutkan  adalah orang-orang Palestina di masa kini masih melakukan pola yang sama  dengan orang-orang Palestina di masa lalu, bentuk perlawanan  orang-orang Palestina pada dasarnya tidak berkembang, hari ini mereka  masih "sendiri" dan tidak didukung oleh siapapun.[4] Bukan berarti tidak ada yang membantu orang-orang Palestina sama  sekali, namun secara derajat dukungan, Palestina tidak mendapat dukungan  yang sebanding sebagaimana Israel didukung oleh negara-negara adidaya.

Di awal periode Inggris mendapatkan mandat dari Liga Bangsa-bangsa  terhadap Palestina dan orang-orang Yahudi semakin banyak berdatangan,  orang-orang Palestina sudah bereaksi dan mulai mengartikulasikan nilai  identitas nasional mereka. Beberapa sejarawan menyimpulkan bahwa  nasionalisme Palestina hanya merupakan reaksi terhadap zionisme.[5] 

Namun apabila dilihat ke belakang lagi, sejak tahun 1834 sebenarnya  orang-orang Palestina sudah mengembangkan identitas kolektif mereka  sebagai bangsa, yakni ketika mereka berusaha mengusir pasukan Mesir yang  mencoba mengambil alih Palestina dari kekuasaan Ottoman.[6]

Masalah sebenarnya, bagaimanapun, bukanlah persoalan sejak kapan  identitas nasional Palestina muncul, namun bagaimana memahami sebuah  entitas yang memiliki budaya tersendiri dan sudah mendiami suatu tempat  selama berabad-abad, tapi kebingungan untuk memformulasikannya ke dalam  sebuah konsep negara bangsa modern. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun