Mohon tunggu...
Pandu tri afikri akbar
Pandu tri afikri akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa unas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Just fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Lahir Pancasila

13 Juni 2020   18:18 Diperbarui: 13 Juni 2020   18:14 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

JAKARTA --- Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki komitmen dan memahami buah pemikiran dan  cara pandang hidup yang disarikan para pendiri bangsa. Mereka telah membuat rumusan atau intisari yang digali dari jiwa bangsa ini, dari ruh bangsa ini, dari sikap hidup bangsa ini, yang berbhineka dan penuh nilai-nilai luhur.

Apakah rumusan atau intisari tersebut?

Jawabannya adalah lima sila dari Pancasila, dasar negara kita yang akhir-akhir ini semakin dilupakan dan disepelekan oleh generasi baru anak bangsa. Bahkan oleh seorang tokoh intelektual yang lahir, hidup dan sedang menikmati seluruh kebaikan alam Indonesia, dianggap sebagai ideologi yang gagal.

Hari-hari ini Pancasila mulai dipudarkan,  ideologi-ideologi dari luar dianggap lebih menarik dan dipelajari anak-anak muda masa kini.Mengacu pada kenyataan-kenyataan upaya pemudaran nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu Pancasila, Balai Pancasila Institute membedah apa yang menjadi rumusan tersebut supaya memberikan sumbangan pemikiran, pijakan dan arah yang jelas bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa besar sesuai dengan cita-cita dan tujuan didirikannya bangsa ini oleh semua komponen pendiri bangsa yang mewakili seluruh anak bangsa, tentunya sesuai dan berdasarkan Pancasila.

Setiap bangsa pasti memiliki jalan sendiri sesuai karakter dan sejarah bangsa itu sendiri. Itulah mengapa dunia ini terdiri dari berbagai bangsa, suku dan agama. Apa yang baik bagi bangsa lain belum tentu baik bagi bangsa kita. 

Sebenarnya para pendiri kita sudah meletakkan dasar bernegara yaitu Pancasila, sebuah penggalian berdasarkan sejarah kejayaan masa lalu dan karakter bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama, tetapi memiliki satu kesamaan dalam hal adat istiadat ketimuran.

Tetapi, kenapa seolah-olah Pancasila itu hanya dianggap jargon semata dan tampak sulit mewujudkannya? Jawabannya adalah karena sebagian besar orang memandang Pancasila tidak secara sederhana, dan tidak melihat dari sudut pandang sebagai rakyat Indonesia yang memiliki adat istiadat ketimuran.

Untuk mewujudkan sebuah negara yang besar sangatlah sederhana hanya dengan syarat setiap warga negara Indonesia melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Apa maksud dari kata "murni dan konsekuen"? Maksud dari kata murni adalah menerapkan secara sederhana setiap sila yang terdapat di Pancasila, kemudian secara konsekuen yaitu secara berurutan, bertahap dalam pelaksanaannya. Kami melihat bukan kebetulan sila tersebut berurutan dari sila 1 ke sila ke 5.

Pancasila terdiri dari lima sila yang tidak mungkin silanya berdiri sendiri, tetapi sebuah sila yang berurutan dalam pencapaiannya.

Kalau kita melihat Pancasila secara utuh, apa adanya dan sederhana, mudah sekali mewujudkan bangsa yang besar dan memiliki karakter dan kepribadian yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun