Mohon tunggu...
pande dibia
pande dibia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Hari Raya Pagerwesi

29 November 2022   20:20 Diperbarui: 29 November 2022   20:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Agama Hindu di Bali memiliki sejumlah hari besar keagamaan yang selalu dirayakan oleh penduduknya masing-masing. Salah satunya adalah hari raya Pagerwesi. Ini tentu sangat menarik bagi mereka yang tidak mengenal agama Hindu. Belum lagi Pulau Dewata, Bali merupakan destinasi wisata dunia, unik dan indah dengan keragaman budaya lokalnya.

Selain Pagerwesi, masih banyak hari raya penting lainnya yang disakralkan umat Hindu, seperti Nyepi, Galungan, Kuningan dan Saraswati. Semua ritual keagamaan tentu memiliki makna filosofis. Ritual dan sesaji dilakukan oleh masyarakat setiap hari, tidak hanya pada hari raya besar. 

Budaya Bali menjadi salah satu alasan wisatawan merasa lebih nyaman berlibur di Bali. Hari Pagerwesi adalah salah satu hari raya umat Hindu di Bali, yang jatuh setiap enam bulan (210) dalam penanggalan Bali, atau Bhuda (Rabu) Kliwon wuku Sinta. 

Pagerwesi berasal dari kata “Pager” yang berarti pagar atau tempat berteduh, dan “Wesi” berarti besi, bahan yang kuat. Jadi tujuan pada Hari Raya Pagerwesi adalah untuk menjaga diri (anak buah Magehang) dipagari dengan baik dan tidak diganggu atau dirusak.

Makna filosofis dari perayaan Pagerwesi ini adalah lambang keimanan yang teguh dimana manusia dibimbing oleh ilmu pengetahuan untuk melindungi diri dari mengalami kegelapan dan avidya.

Sepenting pentingnya merayakan upacara agama Hindu pada hari-hari Pagerwesi, maka momen-momen khusus yang dirayakan umat Hindu agar mereka dapat melaksanakan upacara dan membekali diri dengan ilmu dan keyakinan yang teguh diharapkan dapat menjadi Adalah Ida Sanghyang Widi Wasa yang dimuliakan dan dihormati karena bimbingannya dalam pencarian pengetahuan ini, dan ia muncul sebagai Sanghyang Pramesti Guru. mengarah pada kehidupan.

Sang Hyang Pramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa. Dalam Tri Murti, Dewa Siwa seperti sekering yang melarutkan semua sifat buruk. Ia juga seorang guru bagi umat, dan umat wajib menyembahnya pada perayaan Pagerwesi karena memahami ilmu pengetahuan memerlukan pedoman abstrak agar tidak disesatkan. 

Perayaan Galungan. Pagerwesi pagelaran hari dimulai dengan sangha atau merajan di halaman rumah dan kemudian dilanjutkan ke candi besar lainnya seperti Pura Kahyangan Jagat. Di sekitar Desa Pakramang juga dilakukan persembahyangan di Pura Kahyangan Tiga.

Hari Raya Pagerwesi adalah Rerahinan Gumi dan dimaksudkan untuk dirayakan oleh semua umat Hindu saat ini, tetapi tentu saja pelaksanaannya tergantung pada desa (tempat), kala (waktu) dan patra (keadaan) setempat.Selain persembahan kepada Hyang Pramesti Guru, selama Pagerwesi, orang-orang melakukan meditasi yoga untuk menyucikan diri dan meminta rahmat dan kekuatan kepada Hyang Pramesti Guru. 

Kesucian pengetahuan, atau kekuatan yang diberikan. Karena ilmu adalah pager (pagar) yang benar dan terpenting. Dalam penanggalan Bali berbasis Uku, Hari Raya Pageruwesi berkaitan erat dengan Hari Raya Saraswati. 

Pagerwesi adalah hari raya besar agama Hindu (pertama) paling awal dalam penanggalan Bali berdasarkan Wuku atau Pawukon, atau Wuku Shinta, tetapi hari Saraswati jatuh pada Wuku terakhir Wuku Watugunung, sehingga merupakan hari libur dua hari yang jaraknya berdekatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun