Mohon tunggu...
Panca Nur Ilahi
Panca Nur Ilahi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Rebahan

Limpahkan pemikiran dengan sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemuda Mengubah Dunia

8 Februari 2020   13:49 Diperbarui: 8 Februari 2020   13:59 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

            Pada saat ini banyak sekali perubahan yang terjadi begitu cepat dengan munculnya teknologi, banyak orang sudah lupa akan lingkungan sekitar. Mereka menjadi apatis terhadap fenomena yang terjadi di dekatnya hal itu membuat hubungan manusia menjadi lebih individual dan berkurangnya rasa simpati. Teknologi menjadi sebuah alat yang diharapkan dapat membuat komunikasi antar sesama manusia menjadi lebih mudah terutama dalam hal jarak, jarak tidak lagi menjadi persoalan karena diera global atau Revolusi 4.0 hampir semua orang mempunyai gawai untuk berkomunikasi. Begitu juga dengan mencari informasi, manusia dimanjakan dengan satu kali klik maka akan mendapat informasi yang mereka inginkan. Semua fasilitas itu ternyata tidaklah membuat manusia menjadi lebih cerdas namun banyak yang mudah menerima semua informasi dan berita tanpa tahu kebenarannya. Sehingga manusia pada era global lebih mudah menghina dan di adu domba melalui teknologi terutama di media sosial.

            Dalam hal penggunaan teknologi terutama media sosial yang sudah sangat canggih memunculkan sebuah lebel terhadap suatu generasi yaitu orang-orang yang lahir di tahun 2000 ke atas dikatakan sebagai generasi millenials. Generasi tersebut dianggap sudah bisa menggunakan teknologi dengan baik dibanding generasi sebelumnya. Rata-rata mereka mengahabiskan waktunya sekitar tiga jam dalam sehari, interaksi yang mereka lakukan di media sosial tentu akan sangat berdampak terhadap karakteristik pemuda penerus bangsa di masa depan. Generasi millenial merupakan generasi pemuda yang akan membawa perubahan bangsa Indonesia beberapa tahun yang akan datang. Generasi pemuda menjadi ujung tombak dari sebuah bangsa bagaimana sebuah bangsa dinilai yaitu berdasarkan perilaku pemuda yang berada di negara tersebut karena pemikaran para pemuda yang masih fresh, inovatif, dan kritis bisa merubah sebuah bangsa menjadi lebih maju. Maka perubahan dunia juga bergantung dari para pemuda saat ini, suara pemuda saat ini sangat dibutuhkan untuk berkontribusi dalam perubahan dunia.

            Para pemuda dianggap sebagai generasi yang memiliki pemikiran krtitis terhadap perubahan dunia di berbagai bidang kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, dan perdamaian. Pemuda menjadi suara yang paling mudah mendapat perhatian dunia, salah satu jalan agar pemuda dapat berkontribusi dalam perubahan dunia yaitu dengan ikut sertanya para pemuda di forum-forum diskusi nasional maupun internasional. Bagi para pemuda Indonesia yang berada di kawasan ASEAN, mereka dapat melakukan pertukaran informasi antar sesama pemuda melalui media sosial mengenai keadaan negara masing-masing. Tidak hanya informasi tetapi pertukaran budaya dapat menjadi salah satu hal menarik yang dapat menyatukan pemuda di kawasan ASEAN, dengan megenal budaya satu sama lain maka para pemuda dapat lebih mengenal banyak mengenai sebuah kebudayaan di wilayah yang mereka tinggali. Sebuah forum yang mengumpulkan para pemuda di ASEAN dengan berbasis kebudayaan dapat menjadi topik yang menarik untuk mepersatukan para pemuda. Pengenalan budaya antar bangsa memunculkan sebuah pemikiran yang lebih terbuka untuk melihat dunia, rasa peduli satu sama lain akan mulai muncul, dan rasa menghargai sesama manusia menjadi hal yang dipegang teguh.

            Pemuda sebagai agen perubahan akan memunculkan harapan baru mengenai dunia yang lebih terbuka dan damai tentu disertai dengan pemikiran yang kritis akan sebuah perubahan yang akan terjadi di dunia maupun di wilayah ASEAN. Dengan munculnya pemuda sebagai penggagas pemikiran baru, maka hal itu dapat memunculkan pemimpin baru yang akan membuat ASEAN lebih maju terutama untuk berkehidupan antar bangsa. Memahami sebuah budaya bangsa lain seperti mendapat sebuah dunia baru yang belum pernah ditemui, maka kebuayaan yang sudah lama ada pada suatu negara akan tersebar ke negara lain dengan peran para pemuda yang mau memahami dan mempelajari hal itu. Sebuah pertemuan atau forum pemuda berbasis pertukaran kebudayaan akan membuat sebuah perubahan baru yang mengarah ke arah positif terutama di kawasan ASEAN, jaringan pemuda dapat terbentuk dengan adanya sebuah pertukaran budaya yang mereka bawa dari negara asal mereka. Membuat sebuah jaringan yang berdarsarkan pertukaran budaya senada dengan tiga pilar komunitas masyarakat ASEAN yang telah dibangun, salah satunya mengenai sosial budaya masyarakat.

            Permasalahan Sosial budaya yang ada di ASEAN dapat menjadi sebuah permulaan untuk dapat menyelesaikan permasalahan dibidang lainnya melalui pemikiran para pemuda. Pemuda dapat membicarakan masalah yang terjadi di negaranya seperti kemiskinan, pendidikan, dan perdamaian. Dengan adanya kontribusi para pemuda terhadap permasalahan yang ada dilingkungannya tentu akan menyadarkan orang lain untuk ikut peduli dan saling membantu terhadap sesama manusia terutama di wilayah ASEAN.

Jaringan pemuda yang terbentuk berdasarkan pemahaman akan budaya negara-negara di ASEAN menjadi sebuah titik balik dimana pada saat ASEAN terbentuk pada 8 Agustus 1967 disepakati sebuah prinsip utama ASEAN, yaitu saling menghormati kedaulatan dan kebebasan domestik tanpa adanya campur tangan dunia luar, non inteference, penyelesaian perbedaan atau sengketa dengan cara damai, menghindari ancaman dan penggunaan kekuatan/senjata, dan kerja sama efektif antar anggota. Pada poin  saling menghormati dan penyelesaian perbedaan sengketa dengan cara damai tentu menjadi salah satu dasar dimana seorang pemuda hadir dengan menjadi sosok yang menjembatin adanya perbedaan antar bangsa terutama di kawasan ASEAN sehingga perdamaian akan dapat tercipta serta terjadinya konflik yang dapat memecah ASEAN bisa dimenimalisir karena generasi muda sudah mempunyai pengetahuan mengenai negara yang sedang mereka hadapi dari budaya yang ada di negara mereka.

Hubungan antar negara di ASEAN sudah memasuki usia 52 tahun dimana usia tersebut sudah matang, pada tahun 2019 ini terbentuknya perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara seharusnya sudah menjadi sebuah perhimpunan antar bangsa yang sangat erat hubungan satu sama lain dan dapat memajukan wilayah ASEAN menjadi kawasan yang dapat diperhitungkan kehadirannya terhadap berbagai bidang di dunia. Kontribusi generasi muda yang hadir tentu akan membuat sebuah penyegaran terhadap hubungan antar bangsa di ASEAN, hadirnya generasi muda menjadi salah satu jalan memahami kondisi disetiap negara di kawasan ASEAN hal itu dapat menjadikan setiap negara mengerti akan adanya sebuah perubahan dan perbedaan mengenai ideologi yang mereka pegang teguh terhadap negara mereka. Semua itu akan bermuara pada perdamaian, meningkatkan kerjasama, serta berbagai bantuan kepada negara yang berada di kawasan ASEAN.    

             

    

 

BAHAN BACAAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun