Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Donor Darah

12 September 2013   07:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:01 4678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin tidak banyak dari kita yang tahu sejarah pertama kali dilakukannya transfusi darah atau juga biasa disebut donor darah. Ternyata usaha untuk melakukan transfusi sudah dilakukan pada abad 15. Dalam catatan yang dibuat oleh Stefano Infessura peristiwa transfusi pertama dilakukan oleh 3 anak laki-laki kepada Pope Innocent VII.

Infessura mengisahkan bahwa pada tahun 1942, Pope Innocent VII mengalami koma. Kemudian dilakukanlah transfusi darah melalui mulut seperti yang disarankan oleh ahli kesehatan pada saat itu. Pada saat itu belum ada pengetahuan transfusi darah seperti saat ini. Akhirnya transfusi yang dilakukan gagal dan mengakibatkan kematian Pope Innocent VII dan juga ketiga anak tadi.

Meski mengalami kegagalan, usaha melakukan transfusi darah tidak pernah berhenti dilakukan. Penelitian dan cara-cara baru terus diusahakan. Dimulai dari Harvey's experiments yang meneliti sirkulasi darah untuk melakukan transfusi darah. Penelitian yang dilakukan pada abad 17 ini berhasil diterapkan pada sesama hewan. Tapi sayangnya belum berhasil ketika diterapkan kepada manusia.

Dokumentasi pertama transfusi darah dituliskan 15 Juni 1667 oleh Dr. Jean-Baptiste Denys, ahl kesehatan terkenal pada masa King Louis XIV of France. Dia melakukan transfusi darah domba kepada anak laki-laki berusia 15 tahun. Transfusi yang dilakukan berhasil dan sang anak selamat. Hal ini juga dilakukan pada percobaan yang lain dan juga berhasil selamat. Namun, karena jumlah darah yang ditransfusi kecil, merekapun mengalami reaksi alergi.

Denys terus melakukan percobaan-percobaan yang mengakibatkan matinya Baron Bonde dan Antoine Mauroy. Akhirnya penelitian Denys mendapatkan penolakan dari banyak pihak dan terpaksa dihentikan pada tahun 1670. Sejak itu, penelitian atau usaha transfusi darah dilarang.

Tapi yang namanya peneliti, larangan tidak menurutkan semangat mereka untuk tersu melakukan penelitian. Penelitian pun dilakukan oleh Christian Zagado yang meneliti dampak dari perubahan volume pada fungsi sirkulasi dan mengembangkan metode cross-circulatory pada hewan.

Penelitian transfusi darah pun terus berkembang pada abad 19 dengan ditemukannya perbedaan tipe darah setelah melakukan pencampuran darah dari pendonor dan dari penerima sebelum transfusi. Hal ini menjadi sebuah kemajuan yang mendukung transfusi darah yang lebih baik.

Pada tahun 1818, Dr. James Blundell, ahli kandungan Inggris, melakukan transfusi darah pertama yang berhasil diterapkan pada manusia. Hal ini dilakukan oleh Blundell dengan menggunakan darah suami pasiennya sebagai donor, dan mengekstrak 4 ons darah dari lengannya untuk ditransfusi ke isterinya.

Dari tahun 1825 sampai 1830, Dr. Bundell melakukan 10 transfusi, dimana 5 transfusi sangat bermanfaat, dan dia pun mempublikasikan keberhasilannya. Dia pun meraih banyak keuntungan dari transfusi yang dilakukannya.

Tahun 1840, di sekolah kedokteran St George's Hospital, Samuel Armstrong Lane, dengan bantuan Dr. Blundell, melakukan transfusi darah menyeluruh pertama kalinya untuk hemofilia. George Washington Crile berhasil melakukan operasi pertama menggunakan transfusi darah langsung di Cleveland Clinic.

Meski begitu masih ada juga pasien yang mati sampai tahun 1901 dimana seorang Austria bernama Karl Landsteiner menemukan pengelompokan darah manusia, dimana transfusi darah menjadi lebih aman. Dia berhasil menemukan pengelompokan darah menjadi golongan darah A, B, AB, dan O. Dengan pengelompokan ini maka transfusi darah tidak lagi sembarangan dilakukan dan disesuaikan dengan golongan darahnya. Atas penemuannya ini Karl Landsteiner mendapatkan penghargaan nobel dalam bidang psikologi dan kesehatan pada tahun 1930.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun