Mohon tunggu...
Paling Review
Paling Review Mohon Tunggu... Review Film

Paling Review. Mengupas Tuntas, Sampai Tuntas.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film 23 Detik Karya Dewa Pictures dinobatkan sebagai Best Action Movie di Star City Film Festival 2025

11 Agustus 2025   17:41 Diperbarui: 11 Agustus 2025   17:41 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Film 23 Seconds meraih penghargaan Best Action Movie.

Gema kebanggaan untuk Indonesia kembali mengguncang panggung perfilman internasional. Dalam malam puncak Star City Film Festival 2025 yang digelar di Los Angeles, Minggu (03/8/2025) waktu setempat, sebuah karya anak bangsa berhasil merebut salah satu penghargaan paling bergengsi. Film produksi Dewa Pictures, "23 Detik", secara gemilang dinobatkan sebagai Best Action Movie, sebuah pencapaian yang menandai era baru bagi sinema laga Indonesia di kancah global.

Kemenangan ini terasa istimewa karena Star City Film Festival dikenal sebagai salah satu festival independen paling kompetitif di Amerika Utara, menjadi ajang unjuk gigi bagi para sineas visioner dari seluruh dunia. Dalam kategorinya, "23 Detik" berhasil menyisihkan para pesaing tangguh, termasuk film-film laga dari Hong Kong yang terkenal dengan koreografi akrobatiknya, thriller aksi dari Korea Selatan yang presisi, serta beberapa film indie beranggaran besar dari Hollywood yang turut meramaikan kompetisi. Penghargaan ini bukan sekadar piala, melainkan sebuah validasi mutlak atas kualitas, inovasi, dan narasi yang ditawarkan oleh industri film Indonesia.

Melampaui Batas Aksi Konvensional

Keunggulan "23 Detik" terletak pada pendekatan sinematik sang sutradara. Peter Taslim memperkenalkan teknik yang ia sebut sebagai "koreografi hiper-realistis". Berbeda dengan film aksi pada umumnya yang mengandalkan potongan gambar cepat (jump cuts), Peter menggunakan pengambilan gambar panjang (long takes) yang mengalir, mengikuti gerakan talent secara organik. Hasilnya adalah adegan pertarungan yang terasa brutal, nyata, dan imersif, di mana penonton seolah-olah berada di tengah-tengah aksi, merasakan setiap pukulan dan desah napas sang protagonis. Penggunaan Pencak Silat sebagai basis bela diri dieksplorasi dengan cara yang lebih modern dan mematikan, terintegrasi mulus dengan baku tembak dan kejar-kejaran mobil yang menegangkan.

Visi Berani dari Para Kreator

Dalam wawancara setelah pengumuman kemenangan, Peter Taslim tidak dapat menyembunyikan rasa haru dan bangganya. "Penghargaan ini adalah untuk seluruh kru dan pemain yang telah mencurahkan jiwa dan raga mereka. Visi kami sejak awal adalah untuk menciptakan sebuah film aksi yang cerdas. Kami ingin membuktikan bahwa sinema laga Indonesia bisa lebih dari sekadar adu jotos. Ia bisa memiliki detak jantung, narasi yang kuat, dan karakter yang kompleks," ujarnya. "Terima kasih kepada Dewa Pictures yang telah memercayai visi gila ini dan para aktor telah memberikan penampilan terbaik mereka."

Peter Taslim, selaku produser eksekutif dari Dewa Pictures, menambahkan bahwa kemenangan ini adalah buah dari keberanian untuk berinvestasi pada ide-ide orisinal. "Kami sadar bahwa '23 Detik' adalah proyek yang ambisius dengan konsep yang unik. Namun, kami percaya pada kekuatan cerita dan talenta lokal kita. Kemenangan di Star City adalah bukti bahwa jika kita berani mendorong batasan, dunia akan melihat. Ini bukan hanya kemenangan untuk Dewa Pictures, ini adalah kemenangan untuk seluruh ekosistem industri kreatif Indonesia," tegas Peter.

Babak Baru Perfilman Laga Indonesia

Pencapaian "23 Detik" dianggap oleh banyak pengamat sebagai titik penting dalam evolusi film aksi Indonesia pasca-fenomena "The Raid". Jika "The Raid" berhasil mendobrak pintu dan memperkenalkan Pencak Silat ke audiens global, maka "23 Detik" adalah film yang melangkah dengan percaya diri melewati pintu tersebut, menunjukkan kematangan dalam aspek penceritaan, nilai produksi, dan pengembangan karakter. Film ini membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya mampu memproduksi adegan laga kelas dunia, tetapi juga mampu meramunya dengan plot yang cerdas dan relevan.

Bagi penonton di Tanah Air, euforia ini tentu meningkatkan antisipasi. Pada akhirnya, kemenangan "23 Detik" adalah sebuah pernyataan kuat: sinema Indonesia tidak lagi hanya menjadi penonton di panggung dunia, tetapi telah menjadi pemain utama yang siap bersaing, berinovasi, dan menginspirasi.

Sumber: https://filmfreeway.com/Starcityfilmfestival

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun