Jessie Yeung dari CNN melaporkan bahwa sejumlah lansia wanita di Jepang yang mengalami kesepian, memilih untuk menetap di dalam penjara. Kamar-kamar di dalam penjara wanita Tochigi dipenuhi penghuni para lansia. Banyak penghuni yang harus dibantu saat berjalan.
Seorang penjaga penjara atau sipir di Tochigi, Takayoshi Shiranaga, mengungkapkan banyaknya lansia yang ingin menetap di dalam penjara. Bahkan, ada yang sampai ingin membayar untuk tinggal selamanya.
"Ada orang yang bersedia membayar 20.000 atau 30.000 yen (sekitar 2-3 juta rupiah) sebulan, jika mereka bisa tinggal di sini selamanya," ujar Shiranaga. Mengapa mereka ingin tinggal di dalam penjara di masa tua?
Mendapatkan Teman dan Kenyamanan Dalam Penjara
Di masa tua, orang-orang Jepang banyak yang merasa tidak mendapat dukungan dari keluarga. Anak-anak dan cucu, tak lagi terhubung. Masing-masing telah memiliki kehidupannya sendiri.
Sementara itu, penjara adalah tempat di mana para lansia merasa mendapat perlakuan yang manusiawi. Dalam merawat para lansia yang ditahan, penjara dilengkapi fasilitas yang dibutuhkan. Takayoshi Shiranaga mengatakan kini para sipir penjara harus membantu mengganti popok tahanan, membantu mereka mandi, dan juga makan.
Di seluruh Jepang, jumlah narapidana berusia 65 tahun atau lebih, bertambah hampir empat kali lipat sejak tahun 2003 hingga 2022. Seorang narapidana wanita, Yoko, bukan nama sebenarnya, mengakui adanya perbedaan populasi tahanan di di Tochigi.
Menurut Yoko, kini populasi penjara semakin bertambah tua. Bahkan, banyak lansia yang sengaja melakukan kejahatan demi bisa menetap di penjara. "(Beberapa orang) melakukan hal-hal buruk dengan sengaja dan tertangkap sehingga mereka dapat kembali ke penjara, jika mereka kehabisan uang," beber Yoko.
Menurut pemerintah, populasi lansia memang naik begitu cepat di Jepang, sehingga negara itu akan membutuhkan 2,72 juta pekerja perawatan pada tahun 2040. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk sangat kecil.
Anatomi Kesepian, Jangan Diremehkan