2. Fokuslah Membangun Harapan di Masa Depan
Hal ini yang akan membuat 'psychological time' anda, saat melompat ke depan, hanya akan menemui optimisme dan harapan perbaikan. Jika 'psycological time' sudah bisa terkoordinasi dalam bingkai pikiran positif, membuat anda lebih bisa berdamai dengan diri anda dan pasangan anda.
Yang membuat seseorang merasa bertambah hancur kehidupan rumah tangganya adalah ketika melongok ke masa depan, yang ditemuinya adalah ketidakpastian dan keraguan : "apakah kalau aku maafkan, ada jaminan dia tidak akan mengulangi kesalahan?"
Pertanyaan ini serupa 'hantu kegelapan' yang membuat seseorang tidak bisa cepat melupakan. Padahal ia bisa memilih memupuk harapan, bahwa di masa yang akan datang pasangannya bertambah baik dan matang.
3. Berikan Makna Baru Atas Kesalahan Pasangan
Berikutnya, berikan makna baru yang positif atas hal yang pernah terjadi. Kesalahan itu sudah terlanjur terjadi. Tidak bisa diputar ulang arah jarum jam untuk membuat peristiwa itu tidak terjadi. Sekarang tinggal memberikan makna atas hal yang sudah terlanjur terjadi tersebut. Apa makna kejadian tersebut dalam kehidupan anda?
Menurut Ibrahim Elfiky, kadang kala Allah menutup pintu yang ada di depan kita, tapi Dia membuka pintu lain yang lebih baik.Â
Namun, kebanyakan manusia menyia-nyiakan waktu, konsentrasi, dan tenaga untuk memandang pintu yang tertutup dari pada menyambut pintu lain yang terbuka di hadapannya. Inilah cara pandang yang membuat orang selalu terpenjara oleh masalah dan persoalan dalam kehidupan.
Kita menghendaki hidup bahagia bersama sosok pasangan yang sempurna, sebagaimana kisah-kisah romantis yang ada dalam film atau novel cinta.
Ketika itu tidak kita dapatkan seutuhnya, masih banyak pintu kebahagiaan lain yang bisa kita dapatkan. Sangat banyak pintu yang terbuka menyambut kita, mengapa fokus melihat pintu-pintu yang tertutup?