Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Saat Sakit Hati Terbalas dengan Karya Fiksi

18 Oktober 2020   17:14 Diperbarui: 18 Oktober 2020   17:16 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.indozone.id

Berhasil. Susan memang membaca, dan terpukau oleh karya Edward, yang dulu sering direndahkannya. Lelaki payah, tak punya karier. Itu sebabnya ia meninggalkan Edward. Lari ke pelukan lelaki kaya raya.

"I think you should write about something other than yourself," ujar Susan. Ia tergelitik, mengapa Edward harus menulis simbolisasi kisah hidup mereka.

"Nobody writes about anything but themselves", jawab Edward. Semua orang tak akan menulis apapun --kecuali hal yang terkait dengan diri mereka sendiri.

Jelas. Bahwa novel itu tengah menceritakan kehidupan mereka di masa lalu saat masih bersama. Tony Hastings dan Laura --tokoh rekaan dalam novel Edward, sesungguhnya tengah merepresentasikan Edward dan Susan di masa masih bersama.

Susan memiliki dugaan, bahwa dirinya masih diharapkan oleh Edward. Ia meyakini, Edward masih berharap bisa kembali dengan dirinya. Harapan itupun semakin dibuka, lantaran realitas kehidupan Susan saat ini memang tengah menderita.

Maka tatkala Edward mengajaknya pertemuan empat mata, untuk mendiskusikan isi novel tersebut, hati Susan pun berbunga-bunga. Ia segera memilih tempat pertemuan istimewa. Sebuah restoran yang bisa membuatnya bertemu empat mata.

Susan berdandan untuk hari istimewa itu. Hari dimana ia akan bertemu empat mata dengan mantan suami. Sembilanbelas tahun tidak bertemu, dan kini mereka akan berdiskusi tentang novel yang ditulis untuk dirinya. Di titik ini, Susan kembali tak setia.

Lipstickpun dihapus. Ia tak perlu mengenakan lipstick untuk seseorang yang telah sangat mengenalnya. Iapun bergegas menuju restoran tempat pertemuan.

Susan hadir, duduk di kursi yang telah disediakan. Memesan minuman, sembari menunggu Edward, seperti kesepakatan. Gelas pertama habis, Edward belum datang. Susan gelisah. Kembali ia memesan minuman.

Malam semakin larut. Restoran hampir tutup. Semua pengunjung telah pulang. Tinggal Susan duduk seorang. Yang ditunggu memang tak datang.

Edward berhasil memenangkan 'pertempuran'. Sugguh ia tak rela direndahkan. Ia tak rela dilecehkan. Ia ingin diakui. Ia ingin dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun