Pelajaran 3 : Tentang Kehidupan dan Kematian
"Setiap musibah mengabarkan kepada kita, yang mati tidak selalu orang-orang lemah".
Lihatlah kejadian musibah di berbagai negara. Kadang dijumpai banyak orang dewasa yang bertubuh kuat, mati terkena musibah. Sementara bayi justru ditemukan dalam kondisi hidup. Inilah pelajaran penting itu, bahwa mati bukan karena lemah, dan bertahan hidup bukan karena kuat. Manusia mati karena sudah tiba waktunya untuk menghadap Ilahi, sekuat apapun, sehebat apapun, sekaya apapun, sekebal apapun daya imunitas tubuhnya.
DI tengah mewabahnya virus corona, manusia tak selalu mati karena terinfeksi olehnya. Di tengah perang yang berkecamuk, manusia tak selalu mati karena tertembus oleh peluru. Di tengah gempa, tsunam dan liquifaksi, manusia tak selalu mati karena tertimpa bencana ini. Sangat banyak 'sebab' yang menghantarkan kepada kematian.
Manusia tidak memiliki kendali atas hidup dan matinya sendiri. Allah yang telah menetapkan batas-batasnya. Kapan kita harus hidup dan kapan harus mati.
Pelajaran 4 : Tentang Kesungguhan Usaha dan Kepasrahan
"Kewajiban manusia hanyalah berusaha dengan segenap kesungguhan, namun Allah yang menentukan hasilnya".
Manusia wajib berusaha mencegah terjadinya bencana dan menyelamatkan diri dari bencana. Segala daya upaya wajib dikerahkan untuk menghindarkan diri dari musibah, termasuk wabah corona yang saat ini tengah melanda. Protokol kesehatan bisa diberlakukan oleh pemerintah, dalam rangka menghadapi musibah. Namun hasilnya kita pasrahkan dengan tulus kepada ketentuan Allah.
Manusia tidak boleh hanya bersikap pasrah tanpa usaha menghindari dan mencegah bencana. Ketiadaan usaha akan membuat kita menyesal, sedangkan ketiadaan sikap pasrah akan membuat kita ingkar padaNya.
Pelajaran 5 : Tentang Harapan dan Kekhawatiran
"Manusia berharap akan mendapatkan kehidupan yang tenang, damai, dan  membahagiakan, namun harapan belum tentu terwujudkan".