Mohon tunggu...
Anak Tansi
Anak Tansi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang perantau yang datang ke ibu kota karena niat ingin melihat dunia lebih luas dari Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Airlangga Hartarto dalam Rhapsody of The Archipelago untuk Presidensi G20 Indonesia

29 Agustus 2022   17:42 Diperbarui: 29 Agustus 2022   17:45 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Menjadi tuan rumah perhelatan G20 adalah kesempatan besar bagi Indonesia dalam menampilkan berbagai pencapaian serta kekayaan yang dimiliki untuk jadi spotlite bagi dunia.  

Dengan menyandang status Presidensi G20 Indonesia sejak Desember tahun lalu hingga perhelatan puncak pada November mendatang, menjadikan keketuaan tersebut sebagai etalase bangsa  ini untuk disaksikan secara lebih dalam dan rinci oleh anggota G20 lain yang menjadi operator bagi 85 persen aktifitas perekonomian dunia.

Forum G20 tak cuma menjadi ajang bagi pembuktian kemampuan sebagai penyelenggara sekaligus menjadi panggung eksistensi di panggung dunia. Keketuaan tersebut setidaknya juga menjadi sarana da peluang dalam mempromosikan kepemimpinan dan komitmen Indonesia untuk  isu global, sekaligus arena terbaik dalam memperkenalkan budaya, pariwisata, dan industri kreatif yang dimiliki bangsa ini.

Panggung bagi dunia itu sendiri telah berlangsung sejak keketuaan resmi dijalankan per Desember tahun lalu. Beragam konferensi dan pertemuan yang berlangsung di Indonesia dibawah tema besar  Pulih Bersama Pulih untuk Lebih Kuat (Recover Together Recover Stonger) menjadikan Indonesia bisa mengedepankan sejumlah agenda bagi perubahan dunia yang lebih baik.

Kehadiran ribuan delegasi dalam ratusan konferensi dan pertemuan berbagai level pimpinan negara dan pemerintahan itu sekaligus menjadi wahana efektif dalam menunjukkan keragaman yang dimiliki Indonesia. 

Karena selain pertemuan yang sifatnya formal Indonesia juga berkesempatan untuk mendorong terjadinya interaksi lebih dekat yang diharapkan menjadi pintu bagi kerja sama erat dengan negara-negara sahabat, khususnya anggota G20.

Wujud event yang sifatnya non formal sekaligus memberi peluang berinteraksi secara lebih akrab itu terpampang dalam gelaran Festival Kebudayaan Rhapsody of the Archipelago yang jadi kegiatan pendukung untuk G20. Gelaran itu dimaksudkan  juga sebagai sarana komunikasi melalui karya seni budaya dan kearifan lokal yang dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Momentum Presidensi G20 ini, harus dapat kita manfaatkan untuk mengenalkan budaya dan kearifan lokal kita ke dunia internasional dan melalui acara Festival Kebudayaan Rhapsody of the Archipelago menjadi salah satu upaya kita, untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia kepada masyarakat dunia," kata Menko  Perekonomian Airlangga Hartarto saat membuka acara ini pekan lalu  di Jakarta.


Dalam event tersebut, tak cuma Indonesia yang jadi tuan rumah yang tampil dengan pertunjukan budaya yang dimiliki. Sejumlah negara anggota lain seperti India dan Italia juga mengirimkaan wakil mereka dalam musik dan tari untuk ditampilkan dalam perhelatan tersebut.

Secara pesan, perhelatan Festival Kebudayaan Rhapsody of the Archipelago juga dimaksudkan oleh Indonesia sebagai sarana untuk menyuarakan kepentingan negara berkembang terkait beberapa hal kunci, seperti kesetaraan akses terhadap vaksinasi, transisi energi yang adil dan terjangkau, transformasi digital, ketahanan pangan, serta mampu memberi showcase bagi negara lain mengenai penanganan pandemi yang baik dan menjadi kekuatan Indonesia untuk mengembalikan keadaan ekonomi.

Tak cuma itu, moment  KTT G20 yang juga beriringan dengan pemulihan pasca pandemi covid-19 dimaksudkan Indonesia sebagai upaya akselerasi sektor budaya serta membangkitkan industri kebudayaan di negara-negara G20 pasca pandemi melalui insiatif Global Arts and Culture Recovery Fund yang akan dikelola oleh organisasi PBB yang khusus menangani urusan pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yakni UNESCO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun