JAKARTA--- Â Indonesia dan Malaysia selaku dua negara produsen terbesar sawit dunia terus berkoordinasi dan bekerjasama untuk memastikan industri ini berjalan sesuai dengan agenda kedua negara dan dunia.Â
Untuk itu melalui 9th Ministerial Meeting Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang berlangsung di Jakarta, Senin (6/12/2021) kedua negara sepakat melanjutkan sejumlah agenda bersama.Â
Seperti disampaikan  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Chairpeson dan Ketua Delegasi Indonesia
Airlangga bersama  Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin yang juga selaku Chairpeson asosiasi ini, keduanya menyepakati setidaknya tujuh agenda yang akan dilaksanakan, khususnya selama Presidensi G20 Indonesia 2020 yang secara resmi baru diterima Indonesia awal bulan Desember ini.Â
Tujuan utama dari agenda ini adalah untuk mengamankan kepentingan negara-negara produsen sawit dunia, sekaligus juga untuk memastikan operasional usaha ini sesuai dengan SDGs.  Meeting ini menghadirkan sejumlah sesi yang selain Indonesia dan Malaysia, juga dihadiri  empat negara pengamat/ observer yaitu Kolombia, Ghana, Honduras dan Papua Nugini.
"Ada sejumlah agenda penting yang harus dilakukan setelah pertemuan ini karena ini berkaitan dengan masa depan industri sawit di masing-masing negara"ujar Menko Airlangga Hartarto seperti pres rilis yang diterima di Jakarta, Senin (6/12).
Ketujuh agenda itu terdiri dari. Pertama, Indonesia dan Malaysia  telah menyetujui Protokol untuk Mengubah Piagam (Protocol to Amend) CPOPC, dan harus  segera  melakukan prosedur ratifikasi dalam proses internal masing-masing negara. Anggota yang akan datang juga harus meratifikasi protokol tersebut sebelum diizinkan bergabung.Â
"Anggota yang masuk akan memperkuat organisasi CPOC dan meningkatkan upaya  dan promosi pengembangan kelapa sawit berkelanjutan secara global. Tak hanya itu, sekretariat yang tadinya dipimpin pejabat setingkat  Direktur Eksekutif akan ditingkatkan menjadi Sekretaris Jenderal," ucap Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersbeut.
Â
Kedua, ada  roadmap  jelas guna  menarik negara-negara prioritas  agar masuk sebagai anggota CPOPC  berdasarkan kriteria yang terdapat dalam  Protocol to Amend. Sekretariat CPOPC perlu  menyiapkan laporan kemajuan terkait isu dalam isu keanggotaan ini. "Â
Karena perluasan keanggotaan akan menjadi salah satu key performance indicators di 2022," lanjut Menko  Airlangga yang juga ketua KPC PEN tersebut.
Ketiga, setelah mengadopsi The Global Framework of Principles on Sustainable Palm Oil, Sekretariat menyiapkan langkah langkah  dalam  mengimplementasikan kerangka kerja ini dengan partner internasional yang relevan, khususnya dalam sistem PBB maupun dengan produsen minyak nabati besar, sehingga membantu menyadarkan visi bersama untuk membuat satu standar keberlanjutan bagi minyak yang dapat dikonsumsi.
Keempat, menerjemahkan isu prioritas dalam bentuk Strategy and Policy Direction dan menurunkannya dalam bentuk berbagai program.Â