Sudah bekerja seharian bahkan lembur, tapi tak kunjung menikah. Sudah beli coklat, ajak makan dan jalan-jalan, belum pula mau serius dan mengajak nikah.
Bahkan, Sudah berkali-kali jadi sosok malaikat kepagian, tetap saja tidak sedikit pun menaruh rasa. Berarti? Kecewalah, kecewa.
Berharap kepada Manusia? Ahh, Sudahlah!
Ingin kita tekankan bahwa sejatinya pengharapan kepada manusia ada batasannya, dan batasan itu adalah kecewa.
Di dekat kekecewaan itu selalu muncul kata-kata tidak mungkin, dan ketika kata tidak mungkin itu keluar dari seorang sahabat maupun sosok yang spesial, berarti itulah batas pengharapan terhadap mereka.
Jika tak kunjung memberikan batasan pengharapan, maka kecewa itu akan datang bertubi-tubi.
Masalah fisik, diri ini mungkin yakin masih kuat. Menjemput si dia pagi-pagi hingga badan gigil gegara kabut, ah masih strong kok.
Tapi masalah hati? Ahh, sudahlah.
Hati itu sudah tidak berbentuk, mau ditambah dengan kekecewaan? Makin hancurlah hati. Entah seperti apa bentuknya nanti.
Jalan terbaik adalah ganti harapan, ganti pengorbanan, Â dan ganti ungkapan kesetiaan.
Kita adalah hamba, teman sebelah kita juga adalah hamba. Hamba yang satu tidak bisa mengabulkan harapan hamba yang lain, tidak selalu, bahkan tidak pernah.
Ujung-ujungnya pasti kecewa, gundah-gulana dan berkecamuk.
Maka dari itulah, lebih baik kita ganti harapan hanya kepada Allah SWT, Rabb Semesta Alam.