Alasan utama mengapa aku ingin bertemu dengan Bang Gui adalah, rasanya kami seumuran (kalau enggak, Bang Reba yang lebih tua dariku 10 tahun).
Jadi, kalau nanti bercerita dari dekat, rasanya obrolan kami akan mengalir, terutama di bidang pertanian. Lebih dari itu, pemikiran filsafatnya juga asyik. Siapa tahu aku bisa dikenalin sama salah satu gadis Manggarai. Eh, diajarin filsafat maksudnya.
Kedua, Bu Hennie Triana
Ya, siapa sih Kompasianers yang tidak kenal dengan sosok Ibu kelahiran Medan ini? Beliau sering berkisah mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Jerman hingga Shanghai.
Dari butir-butir artikel beliau, kita diajak untuk mengenal sesuatu yang baru, yang kadang aneh dan unik. Sebut saja seperti budaya memberi makan burung, Erntedankfest, square dance, hingga alasan pemain bola mencukur bulu kaki.
Aku rasa, akan menjadi sesuatu pengalaman yang menarik bin berharga andai kami bisa bertemu dan ngopi bareng di acara Kompasianival.
Lebih dari itu, aku dan Bu Hennie juga cukup sering berkomunikasi via Whatsapp. Rasanya, kalau nanti bisa komunikasi dalam sebuah pertemuan, akan asyik. Juga, obrolan kami bisa mengalir.
Bu Hennie kan suka jalan-jalan, pasti mau lah main ke Kompasianival. Tapi andai jadi digelar secara luring! Hehehe
Ketiga, Pak Budi Susilo
Beliau ngakunya sebagai warga negara biasa, yang rela membayar pajak meski tidak rela jika akumulasi pajak dicolong. Sama, Pak, Ozy juga warga negara biasa. Hehehe
Sejatinya aku mengenal beliau hanya dari tulisan, juga percakapan kami di sebuah grup Whatsapp yang bernama Kompasianer Penulis Berbalas (KPB). Tulisan Pak Budi itu asyik. Apalagi akhir-akhir ini, sering nyerempet ke arah tikungan. Entah apa salah tikungan. Eh!