Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Jomlo Layak untuk Dibully?

19 Oktober 2020   21:21 Diperbarui: 19 Oktober 2020   21:30 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jomlo. Foto: Wokandapix dari Pixabay

Hari ini malam Selasa. Mungkin, bagi para jomlo sejagat raya, setiap malam jelang pergantian hari adalah malam Minggu. Eh, terbalik, ya? Maksudku, malam Minggu tak pernah ada dalam kamus para jomlo. Semua malam itu sama seperti biasanya. Selalu sibuk! Hemm

Para jomlo itu sibuk, duhai Bapak/Ibu! Jomlo yang kuat adalah mereka yang tak kunjung lemah hati dengan status alai bin lebai tentang indahnya kisah cinta sejoli yang sudah duluan menikah.

Kalaulah kemudian banyak status "perundungan" terhadap jomlo di beranda Facebook, Twitter, hingga story WA dan IG, toh, gampang saja. Tinggal di-skip, dan ter-skip pulalah yang namanya kegalauan.

Meski demikian adanya, negara kita Indonesia ini memang unik. Entah mungkin ini adalah efek dari sikap ramah-tamah bercerita, tidak sedikit orang yang tak pernah puas dengan jawaban dari sebuah pertanyaan.

Misalnya, ada seorang Emak bertanya kepada seorang penjual ikan tentang berapa harga ikan.

Apakah cukup bagi Si Emak jika hanya mendapat data tentang harga ikan saja? Tentu tidak. Emak tadi bisa jadi bertanya tentang harga daging ayam potong, harga cumi, hingga alamat lengkap Si penjual. Eh

Begitulah. Tidak jauh berbeda, kisah para jomlo juga demikian. Di situasi-situasi tertentu, seringkali datang pertanyaan-pernyataan yang memborbardir privasi.

Terkadang, gara-gara tak sengaja bertatapan dengan seorang gadis maupun pria di tengah jalan, si jomlo bisa "dirundung" hingga berminggu-minggu. Terhadap seorang gadis maupun pria yang tak sengaja tertatap saja kisahnya bisa jadi "seseru" itu, apalagi kalau sudah sering ngobrol!

Faktanya, aku pun cukup sering mengalami hal yang demikian. Hanya gara-gara sering bercengkramah dengan seorang gadis yang sejatinya sudah lama kukenal sebagai teman, beberapa rekan kerja malah tak habis napas untuk terus "merundungiku".

Duh! Memangnya tak ada bahasan lain apa! Sesibuk itukah kisah kami hingga terus kalian jadikan topik utama bercerita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun