Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama FEATURED

Asesmen Nasional 2021, Mungkinkah Soal AKM akan Lebih Sulit Dibandingkan UN?

14 Oktober 2020   20:53 Diperbarui: 24 Agustus 2021   06:20 5535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi UN diganti dengan Asesmen Nasional 2021. (Gambar: ANTARA/MOHAMAD HAMZAH via kompas.com)

Lihat saja perkembangan pendidikan di hari ini. Saya rasa, tidak sedikit orang yang punya opini bahwasannya jalannya pendidikan lebih "ramai" di pulau Jawa dibandingkan dengan pulau di luar Jawa.

Ketika kita membayanginya secara sederhana, wajar, kan? Toh, pusat pemerintahan ada di sana.

Meski begitu kenyataannya, bukan berarti para pelaku pendidikan di luar Jawa terus mengeluh dan bermuram durja.

Untuk meningkatkan persaingan antar provinsi, masing-masing satuan pendidikan dengan berbagai jenjangnya perlu menyatukan visi-misi memajukan kualitas. Termasuklah salah satunya dengan mengenal lebih jauh tentang pelaksanaan Asesmen Nasional.

Namun, dalam pembahasan kali ini, saya akan mengajak para pembaca sekalian untuk lebih akrab dengan instrumen Asesmen Nasional yang bernama Asesmen Kompetensi Minimum (AKM).

Mengapa saya ajak fokus ke AKM? Dibandingkan dengan dua instrumen Asesmen lainnya, AKM adalah butir evaluasi yang mengukur nilai kognitif siswa dalam suatu sistem pembelajaran. Artinya, ada indikasi bahwa AKM nantinya akan mirip dengan soal-soal Ujian Nasional pada zamannya, kan?

Lha, mana saya tahu. Kan kita belum menggelar asesmen! Hohoho. Tidak begitu, ya. Mendingan kita pedekate dengan butir soal AKM agar nantinya bisa sedikit lebih akrab.

Pedekate dengan Contoh Soal Asesmen Kompetensi Minimal (AKM)

Pada dasarnya, instrumen AKM menjurus kepada aspek kognitif yang terdiri dari kompetensi numerasi dan literasi. Hanya saja, jika kita bandingkan dengan soal Ujian Nasional pada zamannya, butir-butir soal AKM lebih kompleks dan bervariasi.

Diterangkan dalam buku saku AKM terbitan Pusat Asesmen dan Pembelajaran, soal-soal Asesmen Nasional nantinya terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian. Otomatis, jenis soal AKM juga demikian.

Hanya saja, kalau kita berkisah tentang kualitas alias tingkat kesulitan AKM, saya jadi teringat ucapan Mas Mendikbud di akhir tahun 2019 lalu.

Seiring dengan digaungkannya rencana Asesmen Nasional dan Survei Karakter, beliau menegaskan bahwa tujuan digelarnya Asesmen adalah untuk mengejar nilai PISA.

Lihat saja dua kompetensi yang termaktub dalam AKM. Baik numerasi dan literasi, keduanya adalah instrumen penilaian PISA, kan?

Duh, ngeri-ngeri sedap. Alhasil, semakin terang pembayangan bahwa nantinya kualitas soal AKM yang akan dikerjakan siswa minimal akan setara dengan kualitas soal UN. Bahkan, bisa saja lebih sulit daripada soal UN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun