Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Langkah Mudah Mengembangkan Materi Ajar untuk Guru di Era Pandemi

29 Agustus 2020   20:38 Diperbarui: 29 Agustus 2020   20:35 10217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah dari Comfreak dari Pixabay 

Awal mewabahnya covid-19 di Indonesia, rasanya waktu itu banyak orang yang bertanya tentang bagaimana kelanjutan sekolah anak. Berselang beberapa hari, pemerintah akhirnya meliburkan sekolah tatap muka dan menggantinya dengan kegiatan belajar dari rumah.

Sebulan kemudian, "kerusuhan" pembelajaran dari rumah pun membuncah. Banyak pihak mulai dari guru, organisasi guru, pengamat pendidikan, KPAI hingga Komisi DPR menuntut agar Kemendikbud mempersembahkan Kurikulum Darurat.

Alhasil, setelah memasuki 5 bulan masa tunggu, Kurikulum Darurat pun dirilis. Tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020. Isinya ialah, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.

Berdasarkan keputusan ini, tiap-tiap sekolah dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa. tidak harus kurikulum nasional, tidak pula harus kurikulum darurat versi Kemendikbud. Malahan, guru bisa meracik sendiri kurikulum terbaik versinya.

Karena namanya darurat, sudah pasti Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sejatinya menjadi acuan mengajar jadi berkurang. Otomatis materi ajarnya juga berkurang, kan? Tentu saja, karena unsur esensial sangat ditekankan di sini.

Hanya saja, yang menjadi tantangan sekaligus hambatan pembelajaran di tengah pandemi adalah, bagaimana meramu materi ajar yang lebih sedikit itu agar mampu mengena, bermakna dan lengket di pikiran siswa. Soalnya, akses PJJ secara daring tidak semua siswa bisa, kan? Begitu pula dengan pembelajaran luar jaringan.

Maka dari itulah diperlukan adanya usaha pengembangan materi ajar bagi guru. Di masa pandemi, barangkali banyak guru dengan mudahnya mampu meminimalisasikan materi yang ada. Yang banyak jadi sedikit, yang sedikit jadi lebih minimalis, ibarat fotokopi buku diperkecil bolak-balik.

Namun yang jadi permasalahan sekaligus pertanyaannya adalah, apakah dengan materi ajar yang sedikit itu PJJ akan lebih bermakna dan esensial?

Tergantung, kan? Tergantung dengan bagaimana kemampuan guru dalam mengembangkan materi ajar.

Makin "empuk" materi ajar, maka makin mudah bagi siswa untuk "mengunyahnya". Sebaliknya, makin kaku dan keras sebuah materi ajar, maka makin susahlah siswa dalam "menguyahnya". Bisa-bisa "gigi pikirnya" retak alias terpusingkanlah kepala.

Tapi, para guru tidak perlu bingung, gusar, pusing dan ambyar. Meracik dan mengembangkan materi ajar tidaklah sesulit memanjat gunung Bromo ataupun gunung Kilimanjaro.

Sejatinya dalam konteks yang lebih luas, materi ajar bisa dikembangkan menjadi handout, buku teks, modul, brosur ajar, video pembelajaran serta bahan ajar interaktif lainnya.

Namun, di sini saya hanya akan menuangkan langkah mudah mengembangkan bahan ajar sederhana dan langsung bisa diterapkan untuk PJJ di masa pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun