Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jangan Kasih Kendur dalam Mengajar! Berikut 4 Pesan dari Guru untuk Guru

13 Agustus 2020   22:18 Diperbarui: 14 Agustus 2020   01:17 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mengajar di era pandemi. Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Bagaimana kita menciptakan materi yang seperti itu? Sebagai guru, kita perlu sedikit mengutak-atik kurikulum akan lebih sederhana. Boleh mengikuti kurikulum darurat versi Mas Nadiem, tapi lebih boleh lagi jika kita meracik kurikulum sendiri. Ya, kita yang lebih mengerti tentang siswa.

Kedua: Tak Perlu Memaksakan Sistem Pembelajaran Tertentu

Selama pembelajaran era pandemi berlangsung, banyak sekali kita temukan keluh, kesah, omelan, dan gelisah yang tertuang di berbagai media. Semua berbicara tentang kesusahan membiayai PJJ, kebosanan saat belajar di rumah, hingga tingkat stres yang naik gara-gara tugas yang maha berat.

Sebagai seorang guru, kita tentu tidak "enak hati" setiap kali membaca pemberitaan yang seperti itu. Seakan-akan guru ini juga ikut tersalahkan.

Apalagi saat isu panas berjudul "guru makan gaji buta" kemarin sedang viral, mungkin berserakan emoji sedih yang kita hadirkan sebagai bentuk klarifikasi.

Tapi, ya sudah. Biarlah orang berkata apa. Sebagai guru, kita hanya perlu beradaptasi, merenung dan berbenah. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah, kita tak perlu memaksakan sistem pembelajaran tertentu kepada anak. 

Seyogyanya, pembelajaran tidak harus daring, tidak juga harus berbentuk tugas, dan tidak pula harus selalu menggunakan kuota internet.

Kita mencoba untuk memahami masing-masing anak secara lebih mendalam lagi dan berusaha untuk menghadirkan sistem pembelajaran sesuai dengan kemampuan diri dan finansial orangtua mereka. Bisa dengan LKS kreatif, tugas-tugas yang sederhana namun unik, dan sebagainya.

Ketiga: Hadirkanlah Metode Pembelajaran yang Bermakna dan "Mengena"

Kurikulum sudah, sistem pembelajaran sudah, sekarang saatnya kita berbicara tentang metode pembelajaran. Sebelum pandemi merajalela di bumi Pertiwi tercinta, kita para guru pasti sudah sering menerapkan metode pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Siswa yang ribut bisa kita buat diam, dan siswa yang diam bisa kita buat ribut. Hahaha. Maksud saya siswa aktif, bukan ribut. Semua itu adalah buah dari pembelajaran tatap muka. guru bisa mengontrol jalannya pembelajaran di kelas sepenuhnya.

Tapi hari ini, semuanya berbeda. Mungkin ada sekolah yang sudah membuka kelas dengan protokol kesehatan yang berlaku. Sayangnya tidak semua, termasuk juga di sekolah tempat saya mengajar. Alhasil, tantangan untuk mengajar jadi ikut berbeda pula.

Maka dari itulah kita sebagai guru perlu menghadirkan metode pembelajaran yang kreatif. Secara, belajar tanpa bertatap muka secara langsung akan mengurangi kebermaknaan pembelajaran.

Sistem pembelajarannya mungkin daring, tugasnya mungkin masih kita serahkan, tapi agar lebih bermakna maka kita "manipulasi" sedikit tugas-tugas tersebut dari sisi metode pengerjaannya.

Misalnya dengan metode kuis, scrabble, pohon sejarah, cocok istilah, dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun