Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Gula Aren dan Ojek Ladang

12 Mei 2020   17:05 Diperbarui: 12 Mei 2020   17:04 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani Gula Aren. Dok. Ozy V. Alandika

Ilustrasi gula aren ngaret (gagal kering). Dok. Ozy V. Alandika
Ilustrasi gula aren ngaret (gagal kering). Dok. Ozy V. Alandika

Usai menimbang gula aren Ovic langsung memberikannya kepada Bro, ditambah dengan balutan senyum manis nan imut-imut.

"Lha Ovic, kok kau ngasih aku gulo aren ngaret, seh!"

Ambrosio pun pergi dengan nada redut. Sebenarnya ingin marah, tapi apalah daya karena ia merasa malu dengan bayaran Rp50.000 tadi. Ia sadar, potongan Rp5.000 sudah cukup telak dan memasygulkan hati Handanovic. Ya sudahlah, ia pun ngegas pulang "emmburrrmmm!"

Seminggu kemudian, tanpa terduga Handanovic bertemu lagi dengan Ambrosio di perbatasan jalan ladang dan jalan raya. Kebetulan sekali hari itu Handanovic sedang butuh tukang ojek untuk mengangkut gula aren dari ladang. Ada ratusan kilo, tidak mungkin digendong.

"Bro, untung kau lewat ini. Aku nak minta tolong, besok kau angkutkan gulo aren dari ladang aku ke warung mang Untung. Gulonyo ado sekitar 200 kg, kiro-kiro berapo ongkosnyo?"

"Oke, aman bae. Kek aku murah bae, Rp100.000 terimo beres."

"Lha, mahal nian tuh. Rp50.000 bae yo. Ini duitnyo langsung aku bayar lunas. Kelak aku bantu pegang karung gulonyo dari belakang!"

Ambrosio pun mengedipkan separuh matanya sebagai tanda setuju. Keesokan harinya ia langsung datang ke ladang sang Ovic. Karena gula yang diangkut sampai 200 kg, agaknya ia perlu 2 kali ulang bolak-balik.

Sesampainya di ladang, Ambrosio langsung mengangkut sekarung gula aren ke motornya, sekaligus diboncengi oleh Ovic.

Entah sedang buru-buru atau malah kebelet, tiba-tiba saja Ambrosio melaju kencang dengan motor barunya, padahal jalan di ladang licin dan berbatu. Mau tidak mau Handanovic harus lebih hati-hati dan mencari pegangan belakang motor. Tapi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun