Dua minggu libur sudah berlalu, dan sekarang sudah ditambah lagi dua minggu libur. Barangkali, ruang-ruang kelas di sekolah sudah digelantungi sarang laba-laba kali, ya? Atau, malah ada sarang walet dan lebah bertempelan di sudut-sudut ruang guru.
Bisa saja, kan? Itu hanyalah persepsi yang datang dari sekolah-sekolah kesepian, bangku-bangku yang berdebu, serta halaman sekolah yang sudah ditumbuhi rumput liar. Mereka rindu dengan para siswa yang rajin piket pagi, yang rajin mengusik debu dari kediaman kursi.
Setelah sekolah ditinggali, daring dan tugas mengambil alih. Siswa dipersilahkan memanfaatkan dengan sepenuh hati untuk belajar dari rumah. Barangkali, tak seseru saat mereka belajar di sekolah. Tapi, Covid-19 masih melanda, mau bagaimana lagi!
Pasti ada kerinduan yang mendalam bagi siswa untuk bisa segera pergi ke sekolah. Terang saja, biar seperti apapun kondisi sekolahnya, biar segarang apapun guru-gurunya, tetap ada sesuatu yang spesial dan tidak ditemukan di rumah.
Apakah itu tentang rindu jajan di kantin sekolah, tentang cerita seru, main kelereng bersama kakak kelas, nongkrong di taman sekolah, dengar nasihat-nasihat guru, salah satunya pasti membekas di pikiran siswa.
Sayangnya semua itu tidak tidak bisa didapatkan siswa dari rumah. Sekolah yang sudah menggelar daring, mungkin tetap bisa bertatap muka dengan guru via maya. Tapi, apakah sudah sebanyak itu sekolah yang mampu? Rasanya, tidaklah banyak atau malah sedikit sekali.
Hal-hal inilah yang kemudian mendatangkan kerinduan bagi banyak siswa. Kerinduan ini mungkin baru akan terbalaskan jika nanti mereka sudah mulai masuk sekolah. Kapankah, itu? Tunggu nanti, setelah corona selesai diperangi.
Tapi, tahukah Anda para siswa, sebenarnya para guru juga rindu, loh!
Capek juga kiranya jika guru seharian harus bertatap wajah dengan laptop dan android. Siswa memang tampak di dalamnya, tapi apakah mata guru tidak perih setelahnya? Bayangkan bila kemudian pembelajaran daring digeluti oleh guru senior, pastilah sampai keluar air matanya.
Makanya guru juga rindu bin kangen dengan sekolah, tidak hanya semata ingin melihat siswa melainkan ingin segera menyelamatkan mata dan keperihan daring dari pelukannya. Yang jelas, guru juga ingin sekolah.
Guru Rindu Tawa-Canda Para Siswa
Walaupun seorang guru terkesan garang dan killer di sekolah, bukan berarti mereka tak suka melihat siswanya senyum, tertawa dan bahagia. Mungkin di depan siswa, guru jarang meluapkan emosi keceriaannya. Hal ini tidak lepas dari pertimbangan wibawa dan gengsi.