Jika pemilik usaha dagang jujur, mantap dalam melayani, dan kualitas dagangannya tidak mengecewakan, rasanya tidak perlu lagi mereka promosi dengan berteriakan di pasar. Kehidupan pasar begitu keras, hingganya tidak hanya klakson kendaraan yang memekik, tapi juga perkataan manusianya. Wajar jika melelahkan, tapi itulah ikhtiar.
Rezeki Seseorang Tidak Bisa Ditiru
Usaha dagang apapun, semua orang boleh tiru. Mulai merek usaha, harga, susunan, varian rasa, desain tempat, bahkan porsinya pun bisa disamakan. Dari sana, penghasilan yang didapat antara pedagang satu dan lainnya cukup bervariasi. Adakalanya meningkat, adakalanya menurun, dan adakalanya segitu-segitu saja.
Karena perbedaan-perbedaan ini, tidak jarang muncul rasa iri antar sesama pedagang.
Si K enak ya, laris-manis hari ini!
Si L enak ya, daganganmu diborong orang!
Padahal, usahanya sama, posisinya bersebelahan, cara promosi sama bahkan cenderung lebih sering, tapi mengapa berbeda hasilnya?
Di sinilah titik simpul berlaku, bahwa rezeki seseorang tidak bisa ditiru. Nyatanya rezeki bukan hanya soal berapa rupiah yang didapat, melainkan juga tentang nikmat-nikmat lain yang mengiringinya.
Si K mungkin laris-manis jualannya, bahkan selalu laris. Jika saja jualan Si K tidak laku, mungkin anaknya tidak bisa sekolah atau kehidupannya akan berhenti sejenak. Artinya, rezeki itu sudah dicukupkan bagi tiap-tiap orang.
Berbeda memang, bahkan karena saking berbedanya rezeki itu bisa datang tanpa disangka-sangka. Penjual buah tiba-tiba diborong semua buah-buahnya. Rumah makan, tiba-tiba dapat orderan 1000 bungkus nasi padang. Tukang bubur, tiba-tiba dapat rezeki naik haji.
Hal-hal ini sungguh tak terduga, tapi nyata. Terang saja, mungkin selama ini penjual buah senang bersedekah tanpa terlihat. Mungkin selama ini pemilik rumah makan sering menyisipkan nasi bungkus untuk anak-anak yatim.
Dan mungkin juga selama ini tukang bubur selalu giat dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Tuhan. Kalau sudah Tuhan yang turun tangan, tiada sangkaan apapun yang bisa tersanggahkan.
"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya." (QS At-Talaq: 2-3)
Jika usaha yang sungguh-sungguh akan meraih kata berhasil tanpa penghianatan, maka takwa dan tawakal akan menghasilkan sesuatu yang tiada disangka-sangka. Pedagang buah mungkin bisa mengukur berapa keuntungan jika seluruh dagangan buahnya terjual.