Sedangkan PR, kewajibannya akan selesai jika PR tersebut sudah dikumpulkan kepada guru. PR jika tidak dibuat, siswa akan tetap naik kelas bukan?Â
Tentu saja, persentase nilai PR hanya berkisar 10-15% saja. Tapi, bagaimana jika kewajiban siswa membantu orang tua tidak dilakukan? Tentu saja siswa itu tidak naik tingkat "taqwa"nya.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa zaman sekarang siswa tidak perlu bersusah payah berliterasi untuk mengerjakan PR. Mereka dengan mudahnya minta tolong "Dukun Google" untuk menyelesaikan PR.Â
Mereka pula tak perlu repot-repot cari tumbal. Mereka hanya perlu menyediakan kuota sebagai sesajen. HP-nya kan bisa minjam sama orang tua.
Tapi, apakah seperti ini harapan para guru dalam memberikan PR?
Jika sudah tertebak sejak awal bahwa siswa akan "main dukun" untuk menyelesaikan PR, memang tiada akan berguna PR itu. Malahan, anak akan keduluan milenial dan senang menelan ilmu tanpa harus "mengunyah" dan "membumbuinya" terlebih dahulu.
PR mesti HOTS, jangan LOTS
1. Sebutkan 5 nama-nama hewan yang tergolong vertebrata!
2. Hewan yang tidak bertulang belakang disebut juga  . . .
3. Apa peran tikus sawah dalam rantai makanan?
Wah, jika PR-nya seperti ini, googling 2 menit pun selesai. Sisanya? Buka Facebook atau main game online sampai bosan!
Contoh PR di atas adalah soal dengan kategori LOTS alias Lower Order Thinking Skills. Soal-soal tipe ini hanya menguji pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan siswa terhadap materi yang telah ia pelajari. Tentu saja jawabannya akan banyak tertera di buku-buku maupun di internet.
Akan beda kualitas PR jika soalnya seperti ini:
"Karena khawatir singkongnya akan di gerogoti hewan, Pak Ilham memagari kebunnya dan memasang banyak jebakan. Apa yang akan terjadi dengan tikus?"
Wah, siswa agaknya akan sedikit pusing. Sudah googling sana-sini tidak kunjung ketemu jawabannya. Yang ketemu hanya gambar pak Ilham saja! Hehe
Ini adalah salah satu contoh soal HOTS alias Higher Order Thinking Skills. Soal HOTS akan menuntut siswa berpikir tingkat tinggi untuk menyelesaikan masalah, mengevaluasi, berpikir rasional, hingga mencipta solusi baru dari permasalahan.