Mohon tunggu...
Ozy V. Alandika
Ozy V. Alandika Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger

Seorang Guru. Ingin menebar kebaikan kepada seluruh alam. Singgah ke: Gurupenyemangat.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jodoh, Antara Filsafat Cinta dan Takdir Tuhan

14 Juli 2019   23:23 Diperbarui: 14 Juli 2019   23:26 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agaknya judul ini berat. Terlebih lagi harus memandang cinta dari sudut filsafat. Tentu saja bahasan ini tidak menyimpang dari makna hakiki cinta itu sendiri. Setelah itu harus dikaitkan dengan takdir Tuhan. Upss, kita belum bicara tentang sebuah "kekecewaan" hidup, melainkan bicara tentang sebuah perjuangan dan bagaimana cara menjalani hidup.

Mulai filsafat cinta. The general idea nya adalah bagaimana cara memperjuangkan cinta dengan cara radikal, mendalam, sistematis, dan universal. Tidak semata-mata bertentangan dari filsafat, karena cinta juga berangkat dari keraguan. Dari keraguan, kita mulai mencari segala sesuatu yang ada dan mungkin ada terkait persoalan cinta. Bahasanya mungkin agak berat, terlebih lagi tulisan ini tayang ditengah malam. Jadi pengantar tidur kali ya? Hehe. Back to the point.

 Memperjuangkan cinta dengan cara radikal berarti kita memulainya dari dasar. Berangkat dari sebuah ekspositori dan keinginan untuk kenal lebih lanjut, serta lebih mendalam. Ya, singkatnya adalah dari ta'aruf hingga pernikahan.

Namun perlu di ingat, radikal di sini bukanlah hal yang negatif melainkan sebuah afeksi. Afeksi ini berupa perasaan positif terhadap segala sesuatu hingga ke akar-akarnya. Terkesan ekstrim, tapi ya namanya perjuangan cinta pasti tidak ada yang mau kehilangan, tidak ada yang mau kecewa. Sebelum takdir Tuhan sampai, perjuangan cinta akan terus di upayakan.

Caranya pun sistematis dan universal. Mulai dari mempersiapkan diri supaya lebih baik, berinvestasi, hingga menjalin silaturahmi lebih dekat dengan keluarga. Dan jangan lupa bahwa doa dan restu orang tua berperan penting disini. 

Disamping kita memperjuangkan seseorang dengan niat yang baik dan doa yang indah, kita perlu dukungan moril dan doa dari orang tua. Karena orang tua lebih duluan "makan garam". Biarpun mereka tidak pernah mempelajari atau mengenal filsafat atau bahkan memfilsafatkan cinta, namun dari sisi empirik mereka yang terbaik. Pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan patut kita dengar dan kita renungkan, agar saat kita berjuang secara radikal dan mendalam, tidak jatuh terlalu dalam dan tenggelam dengan kekecewaan.

Perbaikan diri juga penting. Sosok diri kita akan menggambarkan seperti apa jodoh kita,  tanpa harus mengekang takdir Tuhan. Sungguh ini adalah pernyataan yang benar dan kuat. 

Allah sampaikan dalam QS An-Nuur ayat 26 bahwa: Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik. 

Perlu dicamkan bahwa pernyataan Tuhan ini tidak akan hilang hingga hari kiamat tiba. Artinya, hukum ini abadi. Biarpun kita berjuang secara radikal, sistematis, keras, mendalam, dan bahkan universal jika tidak dari diri kita dahulu maka tidak akan tercapai. Buruknya, kita malah akan kecewa di ujung jalan. Bukannya memberikan pernyataan pesimis, namun sebagai motivasi diri untuk lebih baik.

Memperbaiki diri diri bukan hanya dari sisi finansial saja. Mapan itu tidak hanya dari material saja melainkan juga dari sisi akhlak, adab dan moral. Finansial tentu bisa diperjuangkan dengan usaha dan jerih payah. Tapi, kita tidak bisa menipu Tuhan dengan berpura-pura baik. Artinya, jika kita berpura-pura baik, maka jodoh kita pula akan pura-pura baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun