Berbicara tentang para penjual takjil, musim hujan tak menurunkan minat mereka. Aneka gorengan seperti jalangkote, lumpia, dan pisang goreng kipas tetap ada. Begitupun dengan burongko, pisang ijo, pallabutung, bubur kacang ijo, bubur ketan hingga aneka jenis cendol.Â
Uniknya, bukan hanya warga Muslim yang membanjiri lapak takjil setiap sore. Banyak pula warga non-Muslim yang antri berbelanja takjil. Ya, sepertinya takjil di Tana Toraja hadir untuk semua. Inilah salah satu keindahan toleransi yang masih terpelihara dengan kuat di Toraja.
Toleransi inipun ditunjukkan pula dengan dibolehkannya para penjual takjil untuk mangkal di beberapa sekolah Kristen dan Katolik. Setiap sore, lapak takjil nampak di depan pagar SD Kristen Makale 1, SD Kristen Makale 2, SMP/SMA Kristen Makale dan SMP/SMA Katolik Makale
Usaha musiman yang membanjiri jalanan kota Makale tetap ada seperti biasa. Hanya saja, tidak sepadat tahun sebelumnya. Petugas Satpol PP telah menertibkan lapak-lapak kaki lima liar sejak dua bulan terakhir di sepanjang bahu jalan.Â
Mereka yang kreatif berjualan takjil memanfaatkan meja kecil portable do ember rumah atau pertokoan. Ada pula yang menggunakan mobil.
Selebihnya, penjual takjil memanfaatkan layanan pesan dan antar gratis, seperti Maxim, Draiv dan Grab. Pemakaian layanan online ini sangat membantu di tengah musim hujan.
Malam ini, hujan lebat terjadi lagi di Kota Makale. Hujan serupa sepertinya terjadi di hanyak wilayah Tana Toraja. Semoga malam ini berlalu dengan aman dan esok hari hidup warga Tana Toraja tetap aman terkendali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI