Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Guru - English Teacher (I am proud to be an educator)

Guru dan Penulis Buku dari kampung di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Anker Lesu Selepas Nataru

8 Februari 2023   21:57 Diperbarui: 9 Februari 2023   06:31 2167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaleng Anker Bir. Sumber Gambar: Dok. Pribadi

Bisnis minuman beralkohol di Indonesia masih tetap berjalan di berbagai daerah. Beragam jenis minuman ini banyak menghiasi cafe-cafe, hotel dan restoran besar di perkotaan. Namun, tak dapat dipungkiri, minuman yang dapat membuat mabuk konsumennya ini sering menjadi lahan razia oleh karena dijadikan bisnis ilegal. Penjual di kios-kios dan warung remang-remang sering kali kedapatan menjadikan minuman beralkohol sebagai barang jualan yang tidak memiliki izin.

Salah satu jenis minuman beralkohol paling populer di Indonesia adalah bir. Selain bir Bintang yang telah lama menghiasi pasar bir, terdapat Anker bir yang tak kalah menterengnya. Anker Pilsener Beer adalah bir yang terbuat dari komposisi air dan hasil fermentasi mal, jagung dan hop. Anker Beer memiliki kandungan alkohol sebanyak 8,3%. 

Di Toraja, selain minuman lokal harian, tuak, Anker Beer bersaing ketat dengan Bir Bintang untuk meraih hati pelanggannya. Keduanya memiliki keunggulan versi penikmatnya masing-masing. Alasan bir masih populer di kalangan orang Toraja, selain karena budaya masyarakatnya yang tak bisa lepas dari minum alkohol setiap hari, bir juga telah menjadi suguhan rutin pada acara rambu solo' (kedukaan) dan rambu tuka' (syukuran/nikahan). 

Anker bir paling populer di kabupaten Tana Toraja. Supplier besarnya berkantor di ujung selatan Tana Toraja, berbatasan dengan kabupaten Enrekang. Pebisnis Anker Bir menikmati musim panen di bulan Desember hingga awal Januari. Hal ini terjadi karena konsumsi bir masyarakat Toraja paling aktif di rentang waktu tersebut. Puluhan kontainer Anker Bir memasok ribuan dos bir kaleng dan bir botol. Produk Anker bir terdiri atas duan varian utama, yakni bir putih dan bir hitam.

Bukan hanya toko-toko besar yang meraup untung musiman berjualan Anker bir. Kios-kios, warung-warung hingga bisnis stok rumahan ikut mengumpulkan rupiah. Banyak pedagang dadakan dari luar daerah Tana Toraja yang tiba-tiba menjual berdos-dos Anker bir di pinggir jalan menjelang kunci tahun dan tahun baru.

Puncak bisnis Anker Bir ada di minggu terakhir Desember setiap tahunnya. Hal ini dipicu oleh kondisi dimana orang Toraja banyak menjamu tamu pada perayaan Natal, kunci tahun dan perayaan Tahun Baru. 

Di hari kedua Tahun Baru, penjualan Anker bir mulai meredup. Beberapa penjual bahkan melakukan obral cuci gudang. Tapi, orang Toraja hanya fokus konsumsi bir di malam tahun baru dan perayaan tahun baru.

Nah, memasuki bulan Februari setiap tahunnya, bisnis Anker bir mulai lesu. Di banyak toko, kios dan warung, masih puluhan dos sisa Natal dan Tahun baru masih bersolek manis di sana. Pembeli berkurang drastis seiring kembalinya para perantau. Pembeli Anker bir terbatas pada konsumsi harian dan jika ada acara kedukaan, pernikahan dan syukuran.

Menurunnya permintaan akan Anker bir bukan karena kemampuan daya beli masyarakat yang menurun. Tradisi tahunan merayakan Natal dan tahun baru bagi orang Toraja adalah penentunya. Di malam tahun baru, ratusa botol dan kaleng bekas minum bir bisa menumpuk di emper-emper rumah. Selesai masa itu, kehidupan seolah-olah kembali normal. 

Di bulan Desember hingga awal tahun baru, minuman lokal tuak seperti diminta menyingkir dulu. Orang Toraja mengatakan, bir hanya sekali setahun, kalau tuak tiap hari ada dan gratis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun