Mohon tunggu...
Diansyahzanan
Diansyahzanan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Suara Kemerdekaan

4 Oktober 2018   15:58 Diperbarui: 4 Oktober 2018   16:08 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Salah satu faktor kemerdekaan Indonesia adalah para pejuang yang mayoritas nya para pemuda dan pemudi. Pemuda memang disebut sebagai poros suatu bangsa karna suatu bangsa dinilai dari kualitas pemudanya. Pemuda zaman now sangat berbeda dengan pemuda zaman old. 

Dahulu, pemuda berbondong-bondong untuk mengikuti pelatihan militer demi kemerdekaan Indonesia. Meskipun hanya tongkat dan alat sederhana lain yang mereka miliki, mereka tidak pernah gentar bahkan mereka tak akan membiarkan diri mereka terlelap tanpa memikirkan kemerdekaan negeri ini. Mereka berkeyakinan kuat akan kemerdekaan yang akan mereka raih dengan tangan mereka sendiri. Bahkan banyak yang berani mempertaruhkan nyawanya, meninggalkan keluarganya demi bangsa ini. 

Sedangkan pemuda zaman now sangat sedikit yang menghargai arti sebuah kemerdekaan. Berpikir bahwa kemerdekaan telah diraih maka inilah saatnya menikmati hasil perjuangan para pendahulu. Berlomba-lomba untuk memperindah fisik, membanggakan harta, berebut ketenaran, saat diperintah untuk berjuang tidak ada semangat sama sekali. Jangan jauh-jauh berbicara ke medan perang, untuk mencatat pelajaran di kelas saja sudah malas dengan alasan ini itu, ada handphone untuk memfoto semua catatan,ada internet yang berisi segala informasi, dan alasan lain. Lalu bagaimana jika penjajah datang kembali? Ah aku seperti yakin tidak pernah itu terbesit di kebanyakan pikiran pemuda zaman now. Lalu setelah itu di event tertentu mereka membanggakan diri dihadapan para orang tua bahwa mereka yang akan merubah dunia seperti yang dikatakn Ir. Soekarno. Merubah dunia? Lebih baik atau lebih buruk? Sangat berbeda bukan pemuda zaman old dan zaman now? Miris. 

Seharusnya pemuda itu karena sadar menajadi poros bangsa dan sudah ditinggikan kedudukannya oleh perkataan presiden pertama kita itu berfikir. Apa yang dimaksud pemuda di dalam perkataan itu dan bagaimana untuk menjadi pemuda harapan Bung Karno. Bukannya lantas pede dengan semua pujian tapi tidak ada karya apapun. Pemuda zaman old aktif dalam menciptakan persatuan, pemuda zaman now aktif dalam menciptakan perpecahan.

Ayatollah Ali Sistani dalam sebuah wasiatnya mengatakan; seorang pemuda haruslah menguasai satu bidang keahlian. Satu? Ya setiap orang tentu memiliki bakat dan minat masing-masing bukan? Yang dimaksud dalam perkataan beliau menurutku ketika kita telah menemukan bakat kita maka tekunilah meski itu hanya satu. Tekuni sampai bisa menjadi seorang ahli. Bakat dalam bidang biologi maka jadilah ahli biologi, bakat dalam bidang mesin maka jadilah ahli mesin dan sebagainya. Kemudian muncul pertanyaan; saya tidak punya bakat lalu bagaimana? Solusinya adalah lakukan hal positif yang paling kau sukai maka suatu hari nanti hal itu akan menjadi bakatmu.

Tak perlu minder dengan orang lain jika bakatmu berbeda, karna Indonesia ini tidak hanya membutuhkan seorang dokter atau seorang akuntan tapi juga membutuhkan profesi lain yang dapat menunjang pembangunan negeri. Menjadi ahli pjjat misalnya, mungkinterdengar sepele tapi bayangkan saja jika di negeri in tidak ada tukang pijat maka rakyat miskin yang tidak memiliki uang untuk berobat ke dokter akan lebih memilih mati ketimbang tersiksa oleh penyakitnya. Negeri ini negeri keberagaman tempat semua sifat dan semua jenis manusia ada disini. Negeri ini dibangun juga karena adanya perbedaan yang kemudian dipersatukan oleh sebuah tujuan. Bukan hanya orang Jawa yang membuat negeri ini merdeka tapi juga karna orang Sumatra, orang Kalimantan, Maluku, Papua, dan lain-lain. 

Bangkitlah wahai pemuda-pemudi bangsa, tidak ada kata terlambat bukan? Jika kali ini kita baru sadar tidak apa-apa yang terpenting jangan sampai terlelap lagi. Indonesia sudah berumur 73 tahun, telah banyak problematika yang dihadapi, sudah banyak pergolakan yang ditenangkan. 

Apakah kamu masih mau stay di tempat? Sedangkan arus dunia modern semakin cepat. Perjuangan kemerdekaan bukan hanya saat zaman ada penjajah saja tetapi setiap detik setiap waktu adalah perjuangan, baik dengan lingkungan, orang lain maupun diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun