Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Normal Baru untuk Bertahan Hidup

5 Juni 2020   19:18 Diperbarui: 5 Juni 2020   20:56 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Pos Kota Pagar Alam Menyediakan Tempat Cuci Tangan I Foto: OtnasusidE

New normal  atau normal baru apakah memang betul-betul sesuatu yang baru ataukah hanya proses daur ulang dengan penyempurnaan-penyempurnaan? Pertanyaan itu mengendap berhari-hari membuat kepala pusing tujuh keliling.

Pada akhirnya, ketika kepala sedang mentok, melintaslah sulung sambil cengar-cengir membawa sepotong kue. Nih, bocah dulu waktu masih balita sungguh bikin mangkel seperti mangga yang sering dibuat rujak. Eh salah, itu bukan mangkel tetapi mengkel.

Tuh bocah, di kampung terkenal bandel. Bahkan dikenal sebagai bocah yang nggak ada takutnya. Nyemplung di got, bantu-bantu angkat kotoran, bersihin halaman sambil megang cacing tanah. Tetangga mah sudah separo jijik melihat tingkah laku duo bujang (Sulung dan Tengah) yang kotoran.
Pengasuh yang ikut dulu pernah ditanya oleh pengasuh tetangga yang kepo. Apakah anak asuhmu tidak pernah sakit diare? Dua pengasuh yang mengawasi Sulung dan Tengah hanya tertawa. "Kalau ada bapak anak-anak terserah mau main apa? Bapak yang ngawasi dan bapak yang tanggung jawab?"

Aku tahunya ketika kami makan malam bareng. Para pengasuh melaporkan pada ibu mengenai pertanyaan pengasuh-pengasuh tetangga termasuk jawaban pengasuh kami. Ibu pun tertawa ngakak. "Bagus itu jawabannya. Dan sudah sesuai dengan SOP".

Antara kami berdua memang sudah ada pembagian tugas yang jelas. Kalau ada silang tugas biasanya dikoordinasikan dan dikolaborasikan.
Suatu sore, kami baru punya Sulung, masih berumur dua bulan, pengasuh anak sudah memasakkan air untuk mandi Sulung. Bukannya memandikan pakai air hangat, justru Sulung aku masukkan ke dalam bak mandi. Terlihat Sulung gelagapan tetapi kurang dari dua menit dia sudah bisa beradaptasi dengan dinginnya air bak.

Istriku yang baru pulang kerja langsung disambut dengan laporan histeris dari pengasuh. "Ibuuu. Sulung dimasukkan dalam bak oleh Bapak. Aku sudah siapkan air panas. Malah dimandikan pakai air bak".

Untung istriku tidak panikan kecuali kalau tidak ada aku, barulah dia panikan. Ditempa di daerah Pantai Timur Sumatra dengan segala keterbatasan agar kreatif dalam melayani masyarakat membuatnya tidak manja kecuali saat-saat tertentu.

Sulung aku gulung dengan handuk tebal. Setelah itu diberi minyak telon dan dipakaikan baju. Tidak nangis dan tetap anteng tuh bocah.
Istriku akhirnya bilang pada pengasuh. "Aman. Kalau Bapak yang ngasuh biarkanlah. Bapak yang tanggung jawab. Bapak sudah tahu apa yang diperbuatnya".

Duo bocah memang ditempa dengan gaya koboi. Habis main kotor-kotoran mereka harus mandi dengan bersih. Tangan harus dicuci terlebih dulu sesuai dengan aturan Kemenkes dan WHO setelah itu baru rambut dan seluruh seluruh badan. Tidak perlu pakai sabun cair yang mahal cukup sabun mandi anti kuman.

Boleh dikatakan duo bocah itu hanya sekali diare dan tidak dan jangan sampai cacingan. Sulung pernah diare gegara sepulang sekolah dia makan jambu air pemberian temannya. Tidak cuci tangan dan jambunya juga tidak dicuci sebelum dimakan. Itu jadi pelajaran berharga bagi Sulung untuk patuh pada SOP.

Lalu bagaimana dengan normal baru setelah Pandemi Covid 19 yang menggegerkan jagad dunia nyata dan dunia maya? Sebenarnya normal baru adalah perilaku setelah. Tidak perlu mengotak-atik siapa yang terlebih dulu menyatakan normal baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun