Plafon kaca adalah gambaran karier perempuan. Bisa melihat ke atas tetapi tidak bisa sampai ke sana. Tetapi sekarang tidak lagi demikian. Sudah banyak perempuan yang mencapai puncak kariernya. Pada tahun 2000 an majalah Fortune mengenalkan ungkapan "trophy husband" untuk menyebut para suami yang mempunyai isteri lebih sukses. Misalnya George Clooney  (ya, aktor terkenal itu) yang menikahi Amal Amaluddin, pengacara top warga Inggris keturunan Lebanon, dimasukkan ke dalam kelompok itu.
Perempuan jenis Alpha yang ambisius, pintar, tekun bisa menembus plafon kaca. Maka suaminya dengan rela mengurus anak-anak, melakukan pekerjaan rumah tangga meskipun belum seperti isteri-isteri yang biasa berkumpul di tempat main anak-anak. Â
Ada beberapa cerita menarik yang saya dengar sendiri dari beberapa orang.
Seorang perempuan, statusnya isteri, berkenalan dengan lelaki lain melalui Facebook. Entah bagaimana prosesnya, perempuan itu meninggalkan suami dan anaknya untuk menikahi pria yang dikenalnya melalui dunia maya.
Seorang perempuan minta diceraikan oleh suaminya karena uang belanja suaminya kurang mencukupi. Perempuan ini mempunyai karier bagus dan sedang menanjak. Suaminya biasa-biasa saja. Urusan itu sudah menjadi isu keluarga besar. Mereka berkumpul bersama menjadikan si suami sebagai semacam 'pesakitan.' Â
Cerita ketiga, seorang suami dimarahi isterinya karena membuang koran bekas yang menumpuk. Sang suami dengan susah payah mencari pemulung yang diberinya koran bekas itu.
Mereka yang diceritakan di atas termasuk perempuan jenis Alpha (pemimpin, dominan, agresif dan ambisi) yang ...kebablasan.Â
Di jaman sekarang ini kemungkinan perempuan untuk sukses terbuka. Perempuan pandai, gaul, tekun, menarik mempunyai potensi yang tidak kalah dengan lelaki.Â
Umumnya, apabila perempuan bisa sukses keseimbangan rumah tangganya berpotensi terganggu. Suami yang secara tradisional menjadi kepala rumah tangga dan'bread winner,' memenuhi kebutuhan keuangan keluarga, peranannya berubah. Banyak kasus suami menjadi baper, pada kasus ringan dia tidak bersedia membantu pekerjaan rumah isterinya dan pada kasus berat karena 'harga diri' dia mencari cinta dengan perempuan lain.
Ini dugaan saja untuk negara yang kata Mangunwijaya, anak lelaki di masa kecilnya dimanja. Anak lelaki Jawa, kata Mangunwijaya, tidak dilibatkan dalam urusan rumah tangga di masa kecil. Mereka bebas bermain sementara anak perempuan diwajibkan membantu mengurusi rumah. Â Â
Menyambut hari Kartini ini, orang ingat Kartini yang tidak berdaya dalam kurungan adat. Kartini jaman sekarang ternyata menghadapi tantangan juga. Bagaimana kalau dia lebih sukses daripada suaminya ?Â