Mohon tunggu...
OSTI  LAMANEPA
OSTI LAMANEPA Mohon Tunggu... Mahasiswa - DEO GRATIA (RAHMAT ALLAH)

MAHASISWA FILSAFAT DAN TEOLOGI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perdebatan Kristologis dari Konsili Nicea-Konsili Konstantinopolis III

11 Mei 2021   09:37 Diperbarui: 11 Mei 2021   10:53 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

      Oleh: Osti Lamanepa, Mahasiswa Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang

Konsili Nikea: 

Saya sangat setuju dengan pernyataan Konsilli Nikea bahwa Yesus Sungguh Allah. Kalau dilihat secara teliti pernyataan Arius dibawah ini, Arius memposisikan Yesus ada ditengah-tengah antara Allah dan manusia. Hal inilah yang menjadi kelemahan Arius. Selain itu Soterologi Arius yang memandang Inkarnasi Logos sarx berbentrokan dengan Teologi Kristiani. Teologi Kristiani mengajarkan bahwa Yesus itu sungguh Allah, dan Sabda yang menjema itu adalah sungguh Allah. Relevansinya untuk saat ini masih sangat relevan; Khususnya kehidupan Gereja dalam hal iman, Fakta menunjukkan bahwa orang-orang Kristiani saat ini masih percaya bahwa Yesus sungguh Allah. Berikut ini saya lampirkan beberapa pemikiran dan ajaran dari Konsili Nikea.

Konsili Nikea dilaksanakan untuk merespon ajaran sesat Arius. Arius mengatakan bahwa Yesus itu ciptaan pertama dari Allah tetapi Yesus bukanlah Allah. Hanya saja Yesus adalah ciptaan atau manusia yang sempurna. Ia berada diatas manusia tetapi dibawah Allah. Ia pada mulanya bukanlah pribadi, tetapi semacam zat, benda, sifat, yang melekat pada Bapa yang kemudian diciptakan Bapa menjadi manusia. Jadi Ia tidak sehakikat dengan Bapa. Hakikatnya adalah ciptaan. 

Ajaran Arius ini akhirnya jatuh pada subordinasionisme. Pandangan subordinasionisme mengatakan bahwa Yesus itu ciptaan Allah seperti ciptaan lain. Tetapi Yesus itu manusia super melampaui manusia yang lain tetapi dibawah Allah. Konsilli Nikea menegaskan bahwa Yesus sungguh Allah. Dengan setia pada ajaran Kitab Suci Konsili Nikea memberi solusi atas masalah itu dengan merumuskan secara dogmatis bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Ia adalah Allah benar dari Allah benar. Ia tidak dijadikan atau diciptakan tetapi dilahirkan dari Bapa. 

Ia sehakikat atau homoousios dengan Bapa. Pernyataan dilahirkan dari Bapa tidak berarti bahwa pribadi firman atau logos itu tidak pernah ada, tetapi mengatakan relasi keduanya yang ko-eksistensi, ada bersama secara serempak. Dalam Kitab Suci, Yesus memang tidak pernah secara eksplisit mengatakan bahwa Ia adalah Allah. Namun itu tidak menentukan keallahannya. Yang menentukan adalah apa yang diwartakan dan dilakukan-Nya yaitu; Yesus melakukan pengampunan dosa, Ia menuntut untuk mutlak di percaya, pembaharuan taurat,  menempatkan dirinya ditempat Allah dengan mengatakan Aku dan Bapa adallah satu, Barang siapa mellihat Aku, ia melihat Bapa.

Konsilli Efesus

 

Komentar singkat:

Saya setuju dengan ajaran Konsili Efesus yang mengatakan bahwa Yesus itu satu subjek, yakni Firman Allah, Allah putera. Alasannya terlihat jelas dalam kitab suci yang disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Bunda Maria yang mengatakan bahwa Dia akan disebut Putera Allah yang Mahatinggi. Jadi sebenarnya Yesus adalah satu subjek yakni Firman Allah yang menjelma menjadi manusia. Relevansinya untuk zaman sekarang menurut saya kurang pass atau kurang cocok karena ajaran konsili ni terlalu abstrak dan sulit dimengerti karena para pemikir Konsili kebanyakan menggunakan filsafat sebagai landasan untuk menjelaskan pribadi Yesus. Contoh kata-kata filsafat yang sangat jelas dalam konsili ini misalnya kata subjek, kata Logos, kata prosopon, semua istilah ini kebanyakan istilah bahasa Yunani sehingga menurut saya umat beriman katolik kebanyakan kurang mampu mengerti dengan baik tentang pribadi Yesus yang dijelaskan oleh Konsili dalam bahasa filsafat. Berikut ini saya lampirkan beberapa pemikiran dan ajaran dari konsili Efesus.

Konsili Nikea masih menyisahkan persoalan Kristologis yakni konsili Nikea hanya menjelaskan keAllahan Yesus tetapi tidak menjelaskan kemanusiaan-Nya. Karena dalam Kitab Suci tidak dikatakan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Maka muncul pertanyaan baru. Berapa Pribadi yang ada dalam diri Yesus?. Pertanyaan inilah yang menjadi pergumulan Konsili Efesus.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun