Mohon tunggu...
Yosep Mau
Yosep Mau Mohon Tunggu... Penulis - Debeo Amare

Hic et Nunc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Hula Mnahu" di Mata Suku Kemak Leo Lima Timor

21 Januari 2021   19:19 Diperbarui: 21 Januari 2021   19:24 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
voir plus (suara.com)

Hula mnahu terdiri dari dua kata hula (bulan) dan mnahu (jatuh). dua kata ini berasal dari bahasa suku kemak leo lima Timor. Tentang dua kata tersebut jika diterjemahkan secara harafiah akan menjadi "bulan jatuh". Tetapi bila diterjemahkan berdasarkan pemaknaan kata atau diekspresikan maka menjadi demikian  "ada bulan menjemput gelapnya malam." asal usul munculnya nama ini tidak terlepas dari perjalanan panjang suku kemak leo lima. 

Perlu diketahui bahwa suku kemak leo lima berasal dari Balibo, Timor-Timur (Timor Leste) saat ini. Sekitar akhir  abad ke-18 atau -19, suku kemak leo lima meninggalkan daerah Balibo dan masuk ke wilayah Timor Barat (Belu), daerah perbatasan Indonesia -Timor leste saat ini.

Adapun rencana perpindahan ini, karena ingin menghindari konflik dengan penguasa "portugis" saat itu. suku kemak leo lima di bawah pimpinan raja Bili Maung, saat itu tidak ingin anggota sukunya diperintah atau dijajah. 

Dia tidak ingin ada pertumpahan darah di bumi Timor-Timur. Oleh sebab itu, dengan ketegaran hatinya, dia membawa anggota suku kemak leo lima berpindah ke Timor barat.

Perjalanan yang cukup panjang dengan melalui jalan darat, tentunya memakan waktu yang lama. Dapat dimaklumi  zaman itu, akses transportasi sangat sulit, dan bahkan mash terlihat sulit sampai saat ini. Diperkirakan bahwa waktu yang ditempuh dalam perjalanan kurang lebih 2-3 hari. 

Sesampainya di Timor Barat, mereka menetap di satu kampung bernama Tohe di  bawah lereng Gunung Lakaan. Situasi sulit mereka rasakan karena, begitu banyak harta benda yang mereka bawa, mulai dari ternak sampai pada perlengkapan-perlengkapan ritus kebudayaan. Dan ini, tidak dapat dibiarkan begitu saja. Semua harus dijaga dalam kondisi yang sangat minim, baik secara tempat ataupun sosial. 

Dalam keadaan serba terbatas Raja Bili Maung mendapatkan "kasih" dari  saudagar China yang bernama Taek Saly samara. Taek Sally Samara memberikan tanah berbukit yang begitu luas di sebelah utara kampung Tohe. 

Dalam kebahagiaan yang mendalam Raja Bili Maung, beserta anggota sukunya berpindah ke tanah yang ditunjukan.  Mereka berjalan menelusuri hutan belantara menuju bukit tersebut. Dan dalam amanatnya mereka  harus tiba dibukit tersebut sebelum gelap menutupi bumi. 

Amanat ini, secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa yang membawa mereka berjalan adalah leluhur suku kemak leo lima, sehingga sebelum tiba waktunya untuk mereka (para leluhur), orang kemak sudah harus mempersembahkan syukur kepada para leluhur yang telah melindungi perjalanan mereka dari Balibo hingga sampai pada   tanah yang diberikan.

Suku kemak leo lima dengan jumlah yang cukup banyak, tanpa sepata-katapun membantah tita sang raja. Bagaimana hal itu bisa dilakukan? perjalanan menelusuri hutan dengan begitu banyak harta benda dapat ditempuh dalam sehari, sebelum gelap menjemput terang. Tetapi mereka yakin dan percaya leluhur menuntun dan menyertai.

hari semakin panas, pertanda siangpun tiba, langit semakin memerah sebentar lagi gelap akan berhamburan di angkasa. Perjalanan dipercepat tetapi mustahil. Ada  begitu banyak ternak di belakang  dengan beban yang banyak. Langit semakin memerah tetapi tidak menunjukan gelap akan tiba. Awan-awan terlihat beterbangan ke sana-kemari seperti suku kemak yang terus melangkah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun