Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuri Gagarin, Pahlawan Indonesia dari Uni Soviet

12 April 2011   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:54 15253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin Anda tidak percaya bahwa kita mempunyai seorang pahlawan yang berasal dari Uni Soviet. Ah, yang benar?! Benar, namanya Yuri Gagarin. Dia manusia pertama (saat itu berumur 27 tahun) yang berhasil menembus ruang angkasa dalam penerbangan dengan ketinggian 250 km pada tanggal 12 April 1961. Nah, ketika Bung Karno melakukan kunjungan ke Moskow pada tahun 1964, dia menyempatkan diri untuk bertemu dengan Yuri Gagarin dan menganugerahkan Bintang Jasa Mahaputera kepada Yuri Gagarin atas prestasinya tersebut. Jadi tidak salah kan kalau ternyata kita punya pahlawan dari Uni Soviet melalui fakta di atas? [caption id="attachment_101406" align="aligncenter" width="600" caption="Bung Karno dan Yuri Gagarin (sumber: KOMPAS, diambil http://baltyra.com/2010/11/09/back-in-the-ussr/)"][/caption] Saya masih ingat ketika masih SMP dulu saya sempat membaca sebuah buku lama berbahasa Indonesia ejaan lama ;dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia; yang menulis tentang penerbangan Yuri Gagarin tersebut. Juga beberapa pidato ucapan selamat dari Presiden Soekarno, beberapa menteri dan bahkan ucapan selamat dari DN Aidit, ketua CC PKI saat itu. Saya masih ingat betul bahwa melalui buku tersebut saya mendapati fakta bahwa Bung Karno benar-benar memberikan bintang Mahaputera kepada Yuri Gagarin, tapi entah kenapa ketika saya memeriksa arsip di website www.setneg.go.id saya tidak menemukan nama Yuri Gagarin sebagai salah satu penerima bintang jasa tersebut. Entahlah. Anak tukang kayu Ayah Yuri Gagarin adalah seorang tukang kayu dan ibunya adalah seorang petani biasa, tapi itu tidak menghalanginya untuk menjadi seorang pilot uji pesawat tempur. Melalui persaingan yang ketat dari 3000 kandidat, dia terpilih menjadi salah seorang calon kosmonot dan sejak tahun 1959 mengikuti pelatihan kosmonot di daerah pinggiran kota Moskow. [caption id="attachment_101408" align="aligncenter" width="300" caption="Yuri Gagarin (sumber gambar: http://situslakalaka.blogspot.com/2011/04/soviet-berbohong-soal-penerbangan.html)"]

1302509114763324517
1302509114763324517
[/caption] Siapa menyangka bahwa sebenarnya Yuri Gagarin bukanlah satu-satunya pilihan yang akan berkesempatan dicatat sejarah sebagai kosmonot pertama dunia. Ternyata ada 2 calon kosmonot potensial yang saat itu disiapkan Uni Soviet, yaitu German Titov dan Yuri Gagarin. Nah, ada kesulitan untuk memilih siapa yang nanti akan menjadi kosmonot pertama itu. Titov dikenal sebagai seorang yang brilian dan jenius sementara Gagarin memiliki kepribadian yang simpatik walau mungkin kalah dalam urusan kejeniusan. Gagarin dipandang memiliki karakter yang terbuka dan menyenangkan sementara Titov lebih bergaya sebagai seorang profesor atau guru. Sebuah proses pengambilan keputusan yang sulit sehingga 4 hari sebelum penerbangan barulah pilihan dijatuhkan yaitu Yuri Gagarin, sementara Tito sebagai cadangan. Dalam sudut pandang pencitraan, pemerintah Uni Soviet berpandangan bahwa Yuri Gagarin lebih potensial mewakili rakyat Soviet untuk pergi ke angkasa karena kepribadiannya yang hangat, sikapnya yang terbuka dan kecerdasannya yang di atas kebanyakan orang. Di atas pundaknya, citra Uni Soviet dalam perlombaan ke ruang angkasa ini akan dibangun. 12 April 1961 (50 tahun yang lalu) Sejarah mencatat bahwa pagi itu ;dalam ketegangan dibalik senyumannya yang khas; Yuri Gagarin akhirnya memasuki kapsul Vostok 1 berupa bola aluminium dengan volume sempit seukuran 1,6 m3 di puncak sebuah roket dengan tinggi 30 meter yang beberapa detik kemudian akan terpisah dengan meninggalkan bagian sepanjang 1,59 meter saja. [caption id="attachment_101409" align="aligncenter" width="300" caption="Yuri Gagarin in action (sumber gambar: 2http://situslakalaka.blogspot.com/2011/04/soviet-berbohong-soal-penerbangan.html)"]
13025092071972266217
13025092071972266217
[/caption] Jam 09.07 roket lepas landas dari sebuah pangkalan rahasia Tiouratam di Kazakhstan (kelak pangkalan ini dinamakan Baikonor, diambil dari nama sebuah kota kecil berjarak 400 km dari situ). Ruang kendali di darat sesaat diliputi ketegangan dan kecemasan. Ketegangan mencair ketika Yuri Gagarin melalui radio mengabarkan,"Saya baik-baik saja." Berikutnya Vostok bergerak dengan kecepatan 28.000 km/h mengelilingi bumi dalam satu revolusi dan kemudian bergerak kembali ke darat. Pada ketinggian 7.000 m Gagarin melepaskan kapsulnya dan parasut pun mengembang untuk mengurangi kecepatan pendaratan kapsul ke tanah ke level yang aman. Episode berikutnya menjadi rahasia sejarah sampai di tahun 1990 terungkap kebenarannya. Kalau dulu dalam suasana perang dingin dengan AS, Uni Soviet mengumumkan bahwa penerbangan bersejarah itu "sebuah kemenangan tanpa sedikitpun kesalahan" sekarang terungkap bahwa Gagarin telah mendarat melenceng sejauh 300 km dari titik pendaratan yang sudah ditentukan. Itu pun Yuri Gagarin masih harus meloncat (eject) keluar dari kapsul sehingga dalam pendaratan ada 2 parasut yang mengembang, parasut yang satu membawa Yuri Gagarin dan parasut yang lainnya mendaratkan kapsul. Jadi Gagarin harus menghubungi pangkalan untuk melaporkan titik pendaratannya untuk berikutnya dijemput oleh helikopter yang sudah disiapkan oleh pangkalannya. Yuri Gagarin dan Indonesia Yuri Gagarin sempat melekat di hati rakyat Indonesia pada jaman Bung Karno berkuasa. Dia sempat berkunjung ke Indonesia dan dielu-elukan bak pahlawan dari negeri sendiri. Harap maklum, penerbangan Gagarin ke ruang angkasa membuat AS kalah start dari Soviet dalam perlombaaan ruang angkasa mereka. Jadi jangan heran kalau sejak itu banyak bayi yang dinamai oleh orang tua mereka dengan nama "Yuri" atau "Gagarin", nama yang sebenarnya cukup asing di telinga kita. Kejadian bersejarah ini juga menginspirasi Indonesia untuk terlibat dalam pengembangan teknologi roket. Berbanggalah, Indonesia adalah negara Asia-Afrika kedua (setelah Jepang) yang mampu meluncurkan roket ke angkasa. Nama roketnya adalah Kartika-1 dan berhasil diluncurkan pada tanggal 14 Agustus 1964, hanya 19 tahun setelah Indonesia merdeka. Kalau kemudian teknologi peroketan kita tersendat di jaman Presiden Soeharto, Anda tahulah mengapa bisa terjadi. Ada orang Indonesia yang hampir saja mampu mengikuti jejak Yuri Gagarin untuk pergi ke ruang angkasa. Bulan Oktober 1985, Dr. Pratiwi Sudarmono terpilih oleh NASA untuk menjadi salah satu astronotnya, tentu saja dengan proses penyaringan yang sangat berat. Sayang, tidak lama kemudian pesawat ulang-alik Chalenger meledak dalam sebuah kecelakaan sehingga mengubur impian kita untuk bisa mengirimkan Dr. Pratiwi ke ruang angkasa. [caption id="attachment_101411" align="aligncenter" width="300" caption="Dr. Pratiwi Sudarmono (sumber gambar: http://id.wikipedia.org/wiki/Pratiwi_Sudarmono)"]
13025094341749976511
13025094341749976511
[/caption] Yang lebih menyakitkan, selanjutnya kita kalah oleh Malaysia yang berhasil mengirimkan seorang warganya ke ruang angkasa. Sebagai bagian dari paket pembelian 18 pesawat tempur Sukhoi, Malaysia berhasil mengirimkan seorang warganya untuk menjadi kosmonot di Laboratorium ruang angkasa ISS. Namanya adalah Sheikh Muszaphar Shukor Al Masrie bin Sheikh Mustapha, terbang pada tanggal 10 Oktober 2007 dan kembali ke bumi 12 hari kemudian. [caption id="attachment_101412" align="aligncenter" width="300" caption="Sheikh Muszaphar Shukor Al Masrie bin Sheikh Mustapha (sumber gambar: http://id.wikipedia.org/wiki/Sheikh_Muszaphar_Shukor)"][/caption] Mungkinkah Indonesia bisa kembali berkiprah di teknologi ruang angkasa? Itu pertanyaan akhir dari saya untuk menyambut 50 tahun penerbangan pertama manusia ke ruang angkasa hari ini. (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 11 April 2011) Sumber: 1.Gagarine, une revolution a lui tout seul: Sciences et Avenir edition Avril 2011No 770 2.http://situslakalaka.blogspot.com/2011/04/soviet-berbohong-soal-penerbangan.html 3.http://alwishahab.wordpress.com/2003/04/27/bung-karno-dan-nikita-kruschev/ 4.http://www.chanceforlove.com/archives/content/full/6039 5.http://baltyra.com/2010/11/09/back-in-the-ussr/ 6.http://id.wikipedia.org/wiki/Pratiwi_Sudarmono 7.http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=646&tbl=figur 8.http://id.wikipedia.org/wiki/Sheikh_Muszaphar_Shukor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun