Mohon tunggu...
Oryza Ardyansyah
Oryza Ardyansyah Mohon Tunggu... -

Saya adalah jurnalis, seorang ayah dua anak, pembaca buku, pendengar musik rock, dan penikmat makanan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Perdamaian Suporter dan Sebatang Pohon Mundu

16 Mei 2011   10:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:35 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jika saya ditanya apa yang paling Indonesia di Indonesia, saya akan memilih sebuah momentum. Momentum ini harus langka dan direpresetasikan dengan sesuatu yang langka pula. Dan saya memilih perdamaian antara Bonek (suporter Persebaya) dan Pasoepati (suporter Solo) yang ditandai dengan penanaman pohon mundu di sebuah rumah di Solo.

Pasoepati adalah kelompok suporter asal Solo yang identik dengan warna merah, dan Bonek dikenal sebagai suporter Persebaya yang identik dengan warna hijau. Tahun 2000, ribuan Pasoepati pernah menyaksikan langsung pertandingan Pelita Solo di Gelora 10 Nopember, markas Persebaya. Tak ada keributan saat itu.

Namun seiring berjalannya waktu, terjadi perseteruan. Banyak versi tentu soal hal-ihwal awal perseteruan. Namun yang terang, setiap kali melintasi Solo, selalu terjadi perang batu antara Bonek yang naik kereta api dengan Pasoepati. Pertempuran batu antara Bonek dengan Pasoepati sempat menghiasi media massa nasional, dan semakin memperburuk citra Bonek yang selama ini dikenal sebagai 'bad boys'.

Namun setiap pertempuran, setiap perselisihan, akan menemui titik puncaknya. Dan semua orang kemudian akan mulai berpikir: untuk apa semua pertikaian itu. Dan, di salah satu sudut kota Solo, di Jalan Kolonel Sugiono 37, sebuah memomentum untuk mengakhiri perselisihan bisa ditandai dengan apapun. Momentum awal itu berasal dari Garcinia Dulcis.

Garcinia Dulcis. Orang menyebutnya pohon apel Jawa. Ini tanaman yang dipercaya asli Indonesia, menyebar ke Kalimantan, Thailand, dan Filipina. Hari ini, tak banyak orang yang tahu bagaimana tanaman ini. Sebagian referensi menyatakan tanaman ini sudah langka.

Ayah saya mengatakan, pohon ini langka karena selalu ditebang sebelum tumbuh besar. Ada kepercayaan orang Jawa di desa, kalau pohon ini tempat berdiamnya hantu atau roh halus jahat. Namanya saja mitos, belum teruji secara ilmiah. Namun itu sudah cukup untuk membuat pohon ini hilang dari peredaran.

Langkanya pohon asli Indonesia ini pas benar dengan langkanya momentum di Jalan Kolonel Sugiono 37. Ini rumah Pak Mayor Haristanto, salah satu pemrakarsa berdirinya Pasoepati. Momentum langka itu terjadi pada Sabtu, 8 Januari 2011. Dua kelompok yang berselisih bertemu.

Maka hari itu, pohon apel Jawa alias Garcinia Dulcis menggantikan simbol perdamaian yang selama ini dikenal, daun pohon zaitun. Ia juga menggantikan pipa asap perdamaian ala suku Indian Amerika.

Pak Mayor mengatakan, pohon itu adalah tetenger. "Pohon ini lambat laun akan menjadi besar dan menjadi catatan sejarah," kata mantan Presiden Pasoepati itu kepada saya.

Kenapa pohon apel Jawa? "Wah, aku punyanya itu," kata Pak Mayor, tertawa.

Garcinia Dulcis alias apel Jawa punya nama baru di sana: Pohon Cinta Pasoepati-Bonek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun