Ayat yang sangat familier dan hafal, karena sejak sekolah dasar sering diulang-ulang oleh guru mata pelajaran pendidikan agama islam. Atau juga sering kita dengar diajarkan para ustadz dan ustadzah saat mengaji. Dimimbar khutbah jumat saat bulan ramadan pun sering dikutip. Adapaun ayat alqur'an tersebut yaitu QS. Al Baqarah ayat 183 yang artinya :
" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Sedangkan hadits Rasulullah yang paling hapal yaitu hadits yang artinya :
"Apabila Ramadan tiba, pintu Surga dibuka, pintu Neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu." [HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
Selain Ayat Al Qur'an dan Hadits diatas yang biasa hapal yaitu doa berbuka puasa :
"Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin".
Artinya: "Ya Allah, untuk Mu aku berpuasa, dan kepada Mu aku beriman, dan dengan rezeki Mu aku berbuka. Dengan rahmat Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Diantara hapalan ketiga bacaan diatas yang terngiang dan baru memahami saat ini yaitu hadits Rasulullah tentang Setan dibelenggu dibulan Ramadan. Waktu masa masih kecil memaknai setan dibelenggu dibulan ramadan yaitu para setan semisal, genderuwo, pocong, kuntilanak dan hantu lain-lain diikat sehingga kami anak-anak bebas dan berani bermain malam hari setelah sholat taraweh.
Seiring usia dan pendidikan yang aku jalani baru memahami makna setang dibelenggu dibulan dibulan Ramadan. Peristiwa tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 yang merupakan kejadian prihatin dan layak mengibarkan bendera merah putih setengah tiang untuk menghormati para korban. Namun ada juga yang nyinyir menfitnah pada mereka awak kapal selam Nanggala 402. Padahal ini bulan puasa dimana para setan dibelenggu, tapi kenapa masih ada fitnah dan nyinyiran semacam itu.
Setan dibelenggu dibulan puasa yaitu segala bentuk perilaku setan dibelenggu oleh orang-orang yang berpuasa itu sendiri. Sebab dalam ayat Al Qur'an dijelaskan bahwa setan bisa datang dari golongan jin dan manusia. Artinya setan adalah julukan bagi orang-orang yang melakukan perbuatan jelek yang dilarang Allah swt. Salah satu tujuan puasa dibulan ramadan adalah untuk orang-orang berpuasa agar menjaga diri dari segala berbuat perbuatan setan. Bukan sekedar menjaga mulut dari rasa haus dan lapar, namun juga menjaga mulut dari ucapan fitnah, ghibah, hasut yang kesemuanya adalah langkah-langkah setan.
Bagaimana jika yang melakukan nyinyiran fitnah hasut dan ghibah adalah orang berpuasa ? jawabnya maka apa dikerjakan dalam ibadah puasanya sekedar menahan lapar dan haus. Tingkat keagamaannya atau tingkat keislamannya belum apa yang disebut orang Mukmin. Makanya awal ayat QS. Al Baqarah ayat 183 menyebut " Hai Orang-orang beriman....." bukan menyebut " Hai manusia....." atau " Hai orang-orang Muslimun ....". ini dikarenakan memang ibadah puasa ditujukan bagi orang islam yang mukmin. Tingkatan seorang muslim yang terlebih dulu bisa menjaga hati dan lidahnya walau diluar Ramadan.