Mohon tunggu...
Rohman Aje
Rohman Aje Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hidup Sederhana Bukan Hidup Miskin

17 Oktober 2020   10:36 Diperbarui: 17 Oktober 2020   10:42 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Oleh: Pekik "Merdeka dengan Hidup Sederhana"

Setiap orang yang masih bernafas di permukaan bumi ini pasti ingin hidup enak. Kenapa demikian? Karena hasrat dan naluri yang dimilikinya senantiasa menghindari hal-hal yang sulit. Sehat, kaya raya dan panjang umur adalah gambaran paling umum dan logis yang disebut hidup enak.

Menjadi orang kaya apapun yang diinginkan bisa keturutan. Ingin kendaraan mewah, ingin rumah mewah, ingin istri cantik atau suami ganteng, ingin tamasya ke tempat wisata yang mahal atau bahkan jalan-jalan ke luar negeri dan keinginan yang lain sebagainya, semua itu dapat terkabul hanya dengan punya banyak harta yang dimiliki oleh orang-orang kaya.

Lalu bagaimana jika Sobat ditakdirkan bukan jadi orang kaya, apakah Sobat masih mampu merasakan enaknya hidup?

Bagi orang yang terbiasa hidup serba ada, mungkin sejak lahir orang tuanya sudah kaya raya, maka ketika ia tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan bakal kecewa berat dan kesal. Apalagi orang yang bernasib tidak seindah "Sultan mah bebas" itu yang harus bekerja keras hanya untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-harinya.

Dia, orang miskin yang tidak kaya tidak hanya sekedar kecewa berat bila tidak bisa memenuhi kebutuhan dan keinginannya tapi juga selalu mimpi dan membayangkan betapa enaknya menjadi orang kaya. Orang miskin yang serba kekurangan itu akan kepingin melihat bapak itu naik mobil mewah, Ibu itu memakai perhiasan emas dan berbusana modis, anak-anak itu bermain gawai canggih bermerk, dan langsung terbesit, "Kalau saya punya mobil mewah itu pasti enak. Sudah hawanya dingin ber-ac, hujan ga kepanasan, panas ga kehujanan", kata Bapak yang miskin dalam hati. "Duh, kapan ya saya bisa pake perhiasan emas-emas itu, berpakaian modis sambil belanja di mall-mall yang adem dan ga bau", celetuk Ibu miskin yang duduk di pojok pinggir jalan itu. Jadi, ternyata menjadi orang yang tidak kaya alias miskin di samping tidak enak, juga cenderung kepinginan atau bisa dikatakan gampang iri hati. Itulah sebabnya hidup dalam kesusahan yang terbingkai dan melekat pada kemiskinan jarang sekali diminati orang.

Lalu, bagaimana dengan kehidupan para Nabi-nabi terdahulu. Terutama Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir dan nabinya umat muslim yang selalu dikesankan bahwa beliau itu senang dengan kemiskinan. Lantas, kenapa orang-orang miksin justru cenderung susah dan gampang iri hati, bila itu memang beliau baginda suami tercinta Ibunya Umat Muslim-Siti Aisyah mencontohkan demikian. Nah, inilah yang menjadi alasan dan rasa penasaran saya, juga atas initisari dari nasihat Mursyid (Guru Kehidupan) yang saya tonton di kanal Youtube sehingga muncul ini tulisan.

Apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sejatinya bukanlah senang pada kemiskinan, akan tetapi bagaimana bisa hidup Zuhud.

Apa yang dimaksud zuhud itu?Sebagaimana yang diuraikan Beliau, Prof. Buya Syakur Yasin dalam chanel youtubenya, Zuhud adalah hidup yang penuh dengan kesederhanaan. Hidup apa adanya dan menerima segala sesuatu yang dengan lapang dada. Jadi, patut digarisbawahi bahwa Beliau, suami dari Siti Khodijah itu tidak mengajak umatnya untuk tidak menjadi orang kaya, itu tidak. Akan tetapi, Baginda Nabi Muhammad SAW mengajak umatnya untuk bersikap Zuhud dalam mengarungi kehidupan yang fana dan penuh dengan godaan gemerlap duniawi ini.

Kesederhanaan bukan dimaknai dengan hidup miskin. Tapi, hidup menjadi orang kayapun bisa menerapkan sikap hidup sederhana. Sebagai contoh, ketika sobat kebetulan orang berada, saat ingin beli mobil, meski mampu beli Jaguar, Lamborgini, Ferari atau Rolls Royce, sobat hanya beli Toyota Avanza saja. Yang penting aman, nyaman dan bisa dikendarai. Saat ingin beli rumah, walaupun bisa memilih rumah yang luas, bertingkat dan banyak kamarnya, besar pula seperti istana, padahal yang tinggal hanya berdua karena anak-anaknya sudah mandiri semua. Yang penting bisa jadi rumah tinggal dan tidak bocor, bagi pemilik jiwa yang zuhud, itu cukup.

Barangkali ada yang bertanya, mengapa tidak boleh bermewah-mewahan, lagipula itu harta berasal dari hasil keringat sendiri dan pekerjaan yang halal? Memang itu tidak dosa, tapi seseorang yang telah mencapai hidup zuhud, tak lagi memikirkan dirinya, namun sebisa munglin perasaan orang lain tidak terluka. Karena tidak tega melihat orang yang tidak mampu jadi tambah menderita, setelah melihat orang kaya yang hedonis dan berfoya-foya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun