Mohon tunggu...
Nurtina
Nurtina Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo. yang sedang banyak BELAJAR twitter : @thyna_21 Facebook : Nurtina

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kok Banjir Sih?

3 Desember 2013   07:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Banjir... Banjir... dan banjir... itulah suatu kata dan permasalahan yang muncul dibenak semua orang, ketika telah memasuki musim penghujan.

Realitanya, hujan seakan momok yang menakutkan bagi sebagian masyarakat yang khususnya berdomisili didaerah ibu kota. Padahal, bagi sebagian orang hujan juga merupakan rizki dan berkah bagi sebagian orang yang sedang kekurangan air alias kekeringan.

Allah swt. telah menurunkan air dari langit guna kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada dibumi. Namun, terkadang hujan juga dapat menjadikan musibah atau malapetaka bagi setiap orang tidak bijak memahaminya.

Kembali kelogika awal, sebenarnya apa alasan yang menyebabkan banjir itu terjadi ? dari kita duduk dibangku SD pun kita telah diperkenalkan oleh guru kita apa saja penyebab banjir itu sendiri. Jadi tidak perlu dijelaskan pun semua pasti sudah tau apa penyebab banjir, atau dengan “pura-pura tidak tau”.

Lalu pertanyaannya, banjir, itu salah siapa ??

Semua orang tidak mau dijadikan kambing hitam, atau bahasa gampangnya sih ‘tidak mau disalahkan’ atas semua yang telah terjadi. Kita juga tidak perlu saling menuduh ataupun saling menyalahkan. Sadar atau tidak sadar kita semua ikut ambil andil dalam kerusakan yang terjadi di bumi ini.

Perambahan hutan, ilegal logging, atau penyeludupan kayu. Tapi tidak sebatas itu, kita juga ambil andil yaitu pengguanaan kendaraan bermotor, pemborosan kertas, bangunan yang terbuat dari kayu, sampe pemborosan energi. Semua itu termaksud kedalam komponen perusakan ekosistem terbesar yaitu bumi.

Ingatlah Allah swt. berfirman didalam surah Ar-Rum 30 : 41

“Telah tampak kerusakan didarat maupun dilaut, disebabkan karena ulah tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka....”

Allah sedang memberikan kita pelajaran dari apa yang kita lakukan. Namun, manusia masih terlalu cuek akan peringatan itu. sudah sering melihat bahkan menjadi korban dari banjir itu sendiri, namun manusia tidak pernah melakukan intropeksi dan mengulang atas kesalahan yang sama setiap hari, tidak jarang banjir pun juga datang setiap saat.

Zaman modern ini, banyak orang ingin maju dengan memanfaatkan segala kesempatan yang ada. Contohnya, sekarang pengusaha swasta sedang gentar-gentarnya memperluas usaha bisnisnya dengan membangun hotel atau mol. Sedangkan, saat ini pertumbuhan penduduk melaju dengan pesat. Jadi mau tidak mau lahan yang seharusnya mejadi daerah resapan air malah harus disulap menjadi mol atauhotel. Seandainya kita dapat berpikir lebih maju lagi, mengusahakan adanya ruang terbuka hijau atau konsep green building ada di Indonesia merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Seandainya, di Indonesia gedungnya ramah lingkungan. Misalnya, ada resto atau apalah itu, konsepnya dibuat se natural mungkin, dan bernuaansa forest, taman, atau perkebunan atau apalah yang penting bernuansa alami. Selain membuat udara segar, kita juga ikut ambil andil dalam usaha penyelamatan dunia.

“jika semua orang berharap, dan menunggu perubahan dari orang lain maka hal itu tidak akan pernah terwujud. Namun, apabila perubahan yang mulai kita lakukan dari diri sendiri tanpa bisa melibatkan orang lain itu juga tidak akan terwujud”

“kita tidak dapat merubah pemikiran orang lain. Namun, kita bisa bisa mempengaruhinya agar bisa berubah”

Untuk itu, alangkah baiknya kita bisa melakukan suatu perbuatan baik secara berjamaah, guna kesejahteraan manusia sekarang dan yang akan datang. Semua hal adalah guru yang baikjika kita bijak menyikapinya.

Pernakah kita bermanfaat bagi orang lain ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun