Mohon tunggu...
Oparton J Tarihoran
Oparton J Tarihoran Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang penikmat tape, yang tidak menyukai politik tapi menyukai berita politik

Seorang penikmat tape, yang tidak menyukai politik tapi menyukai berita politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Taliban Berkuasa (Lagi) dan Permasalahan Pengungsi di Indonesia

22 Agustus 2021   22:00 Diperbarui: 22 Agustus 2021   22:08 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemenangan Taliban dalam perebutan  kekuasaan di Afghanistan menjadi headlines berita di seluruh dunia dalam satu minggu terakhir. Bagaimana tidak, kurang dari satu bulan sejak pemerintahan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat mengumumkan penarikan mundur tentaranya dari Afghanistan, pejuang Taliban berhasil menguasai seluruh wilayah Afghanistan. 

Keberhasilan tentara Taliban menguasai Afghanistan kurang dari sebulan tentunya sangat mengejutkan. Serangan cepat tentara Taliban seakan tidak menemui halangan berarti dan dengan mudahnya mengalahkan tentara pemerintah.

Puncak perebutan kekuasaan Taliban di Afghanistan diakhiri dengan pelarian Presiden Ashraf Gani meninggalkan Kabul pada 16 Agustus 2021. Dengan demikian, secara de facto Taliban menjadi penguasa baru di Afghanistan. Pengambilalihan kekuasaan ini menandai babak baru negara Afghanistan yang kembali dikuasai Taliban sejak digulingkan tentara Amerika dan koalisinya 20 tahun lalu.

Afghanistan dibawah kekuasaan Taliban memunculkan kekhawatiran dunia internasional. Isu terorisme mungkin hal yang paling disorot, apalagi masa lalu Taliban yang berafiliasi dengan Alqaeda, yang dicap sebagai salah satu organisasi teroris internasional.

Isu lain yang menjadi perhatian adalah isu pengungsi. Konflik dan perang yang berkepanjangan memaksa penduduk Afghanistan mengungsi ke negara lain mencari perlindungan. Berdasarkan data UNHCR pada akhir tahun 2020, kurang lebih 2,6 juta penduduk Afghanistan menjadi pengungsi yang mencari perlindungan di berbagai negara.    

Sebelumnya Taliban pernah berkuasa di Afghanistan sekitar tahun 1996 s.d 2001. Pada saat itu Taliban menjalankan hukum Syariah secara ketat dan keras. Dimana eksekusi di depan publik, hukum rajam dan hukum cambuk menjadi hal yang umum. 

Taliban juga memburu dan memerangi kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan mereka. Sehingga banyak penduduk Afghanistan terutama kelompok minoritas yang terpaksa mengungsi ke beberapa negara tetangga.

Menarik untuk menunggu bagaimana proses rekonsiliasi antara Taliban dan faksi-faksi lainnya pasca kemenagna Taliban dalam menjalankan pemerintahan Afganistan. Sebab jika rekonsiliasi berjalan mulus, maka kemungkinan konflik sangat terbuka. Dan Afghanistan memiliki sejarah panjang konflik dan perang antar berbagai sekte. Baik itu konflik antar sekte keagamaan maupun konflik antar suku.

Dan jika terjadi konflik, gelombang pengungsi penduduk Aghanistan akan kembali terjadi. Hal ini ini sudah ditandai kejadian dibandara dalam satu minggu terakhir bagaimana penduduk Afghanistan memaksa meninggalkan Kabul karena taku tindakan balas dendam dan trauma masa lalu saat Taliban berkuasa.   

Permasalahan Pengungsi Luar Negeri di Indonesia

Konflik dan perang memaksa sebagian penduduk Afghanistan mengungsi dan mencari perlindungan ke berbagai negara. Dan salah satunya ke Indonesia. Meskipun Pengungsi Afghanistan menganggap Indonesia hanya sebagai transit menuju Autralia, faktanya sampai saat ini banyak diantara mereka masih tertahan di Indonesia sebagai pengungsi ataupun pencari suaka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun