Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Pertama-tama saya bertutur, "Selamat Ulang Tahun Presiden RI, Joko Widodo."
Ya. Selamat Ulang Tahun Presiden Tercinta setelah Bung Karno (yang tepat 21 Juni 1970 kembali ke hadapan-Nya). Ya, hampir semua orang tahu bahwa Jokowi adalah anak seorang tukang kayu; dan, ia tak pernah menolak kenyataan tersebut. Tapi, lucunya, ada (mantan) Profesor, selalu dengan nada merendahkan membully Presiden dengan kata-kata tak bermartabat. Prihatin.
Ia, Joko Widodo, terlahir, bertumbuh sebagai anak tukang kayu, dan pernah meneruskan profesi di bidang kayu. Itu ada realita kebangsaan. Si Anak Tukang Kayu kini menjadi Presiden. Presiden yang suatu waktu pernah berkata,
"Semua orang boleh ragu dengan agamaku tapi saya tidak ragu dengan iman dan imamku dan saya tidak pernah ragu dengan Islam agamaku.
Saya bukan bagian dari kelompok yang mengaku Islam yang punya tujuan mewujudkan negara Islam.
Saya bukan bagian dari yang mengaku Islam tapi suka menebar teror dan kebencian.
Saya bukan bagian dari kelompok Islam yang sesuka hatinya mengkafirkan saudaranya sendiri.
Saya bukan bagian dari segelintir Islam yang menutupi perampokan hartanya, menutupi pedang berlumuran darah dengan gamis dan sorban.
Saya bukan bagian dari Islam yang membawa ayat-ayat Tuhan untuk menipu rakyat.
Saya bukan bagian dari Islam yang membawa azas partainya untuk korupsi dan hidup bermewah-mewah.