Lenteng Agung, Jakarta Selatan | Akhirnya Tiba di akhir pertobatan, silang pendapat, dan pro-kontra. Hari ini, Selasa, 11 Februari 2020 Pemerintah Putuskan Tak Akan Pulangkan 689 WNI Eks ISIS. Hal ini diputuskan pada Rapat kabinet di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat.
Keputusan tersebut disampaikan oleh Menko Polkam kepada pers, bahwa, "Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris, bahkan tidak akan memulangkan foreign terrorist fighter (FTF) ke Indonesia. Dari data terbaru, terdapat 689 WNI eks ISIS yang tersebar di sejumlah wilayah seperti Suriah dan Turki, (selanjutnya lihat Kolom Komentar)."
Keputusan Pemerintah itu berdasarkan (dan menyangkut) banyak hal; antara lain (i) pemerintah mendengar aspirasi penolakan rakyat Indonesia, (ii) menunjukan keadilan yang sepantasnya untuk FTT, (iii) demi keamanan seluruh Rakyat Indonesia, (iv) masih mempunyai rasa kemanusiaan dan tanggung jawab moral untuk membawa pulang anak-anak di bawah 10 tahun yang sudah yatim piatu.
Dengan demikian, keputusan yang penting tersebut, secara politik, sekali lagi Jokowi-Ma'ruf lolos dari 'jebakan batman.' Sebab, jika pemerintah melakukan keputusan yang salah, maka tingkat dukungan dan kepercayaan publik pada Jokowi akan meluncur ke Jurang Dalam ketidakpercayaan; bahkan bisa memunculkan keresahan sosial.
Peran Menko Polhukam Mahfud MD
Ketika sementara Rapat Kabinet di Istana Bogor, salah satu mantan mahasiswa saya, yang kini sebagai wartawan (sambil menanti pernyataan pers dari Pemerintah) sempat diskusi virtual dengan saya.Â
Saya katakan padanya, "Pemerintah akan ikuti pendapat dari Menko Polkam; seandainya Presiden pun mau menerima, Mahfud MD akan menolak dengan keras." Wartawan muda itu, cuma membenarkan kata-kata saya. Tiga jam kemudian, ia mengirim pesan singkat, "Kata-kata Bapak yang tadi benar."
Mengapa saya begitu optimis? Ya, karena (telah lama) mengikuti pernyataan-pernyataan politik Mahfud MD yang menyangkut hidup dan kehidupan Berbangsa serta Bernegara. Tokoh yang satu ini, memang penuh intergritas, lugas, tegas, komitmen, konsisten, dan menyampaikan sesuatu berdasarkan pertimbangan hukum serta pertimbangan 'untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Sekaligus komitmen terhadap pernyataan tersebut; seandainya ada penolakan pun, ia tak pernah merevisi pernyataannya.
Atas dasar itu, ketika para politisi dan elite Nasional masih 'plin-plan' untuk 'Ya dan Tidak' menerima WN ISIState asal Indonesia kembali ke Tanah Air, Mahfud MD, tetap pada pendiriannya yaitu tidak atau menolak. Seperti itulah  ciri politisi yang konsisten dengan ucapan politiknya; salah satu Politic Leader milik Indonesia (semoga periode akan datang, ia jadi Presiden atau Wapres).
====
Dengan demikian, kita, anda dan saya, patut berterimakasih pada Mahfud MD.
Ok Cak. Kapan lagi, bareng makan sate Madura?
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini