Tentang Kudeta
Sederhananya, Kudeta (Perancis: coup d'tat) diindonesiakan menjadi kudeta; bermakna upaya merobohkan legitimasi atau pukulan terhadap negara. Pada perkembangan kemudian, kudeta merupakan upaya, gerakan, dan tindakan perebutan kekuasaan Negara oleh kelompok (Militer, Sipil, atau pun paduan Militer dan Sipil) tertentu; dan dilakukan dengan penuh perencanaan, terstruktur, berjenjang, dan sistimatis.
Kudeta, jika berhasil pada tingkat Pusat atau elite, maka biasanya diikuti dengan sejumlah besar penangkapan, pemenjaraan, penghukuman, bahkan hukuman mati tanpa diadili secara adil sesuai Undang-undang.
Umumnya, (jika ada atau terjadi) kudeta maka yang berperan utama adalah Militer; karena mereka lah yang mengontrol dan memiliki senjata. Dan, jika ada tokoh sipil yang terlihat atau muncul setelah 'momen kudeta,' maka ia atau mereka hanyalah sosok boneka dari tokoh sentral yang melakukan kudeta.
Dengan demikian, tidak ada kudeta sipil yang murni; yang ada adalah Kudeta oleh Militer dan Kudeta oleh Paduan Militer dan Sipil
Tentang Kedaulatan Rakyat
Sederhananya, Kedaulatan Rakyat, selanjutnya KR, adalah sistem (politik, memerintah, pemerintah memerintah) yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi; kekuasaan itu diwakilkan ke/pada politisi yang menjadi Anggota Parlemen atau pun Senator.
Dengan demikian, rakyat, melalui Parlemen, memilki kesempatan untuk mengatur Negara. Sehingga segala bentuk aparatur negara berfungsi sebagai penyokong rakyat sipil serta demi keberlangsungan Negara, [Lengkapnya, Klik Opa Jappy | Kompasiana].
###
Melompat ke sikon tarkini di Tanah Air, ada sejumlah warga sipil dan segelintir Mantan Militer yang berencana melakukan aksi Gerakan Kedaulatan Rakyat. Jejak digital menunjukan bahwa, mereka lakukan hal tersebut sebagai bentuk tekanan massa agar KPU RI menetapkan Prabowo Subianto sebagai Pemenang Pilpres RI pada 17 April 2019.
Gerakan massa seperti, walaupu disebut sebagai 'Gerakan Kedaulatan Rakyat,' sebetulnya tidak ada Kedaulatan Rakyat dan mewakili rakyat RI. Sehingga yang sebenarnya terjadi adalah Gerakan Perlawanan terhadap Negara yang dilakukan oleh para pendukung Prabowo Subianto.
Dan, tidak menutup kemungkinan, mereka, orang-orang tersebut, digerakan serta bergerak karena dibayar; atau mereka adalah massa bayaran untuk bertindak melawan Negara, berbuat anarkis, menimbulkan kerusuhan sosial, termasuk meneror publik, dan lain sebagainya.