Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Narasi "Jokowi Curang"

22 April 2019   10:20 Diperbarui: 22 April 2019   10:40 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Tentang Curang dan Kecurangan

Curang dan kecurangan berakar dari kata a-syaq (Aram: Ibrani dan Arab), yang bermakna menindas, mencurangi, dan menyalahgunakan kekuatan, kuasa, atau wewenang atas orang lain.

Pada perkembangan kemudian, curang dan kecurangan dimaknai sebagai penggunaan tipu daya, muslihat, atau pemutarbalikan kebenaran secara sengaja, dengan tujuan membujuk orang lain agar menyerahkan barang berharga miliknya atau haknya yang sah; apostereo (Yunani) berarti menahan hak, berbuat curang, tipu daya, atau pun tipu muslihat yang dilakukan terus menerus.

Pada masa lalu, khususnya di Timur Tengah, curang dan kecurangan umumnya dikaitkan dengan hubungan bisnis, praktek-praktek dagang yang tidak jujur, menahan upah pekerja, serta merubah batu timbangan atau ukuran.

Sehingga, jika seseorang mencurangi rekannya dan belakangan bertobat, dan mengakuinya, maka ia harus membayar kembali semuanya ditambah seperlimanya kepada orang yang dirugikan, dan selain itu, memberikan persembahan kesalahan kepada para dewa.

Pada masa kekinian, kosa kata curang dan kecurangan digunakan secara gampangan, tanpa memperhatikan sikonnya. Bahkan, dengan mudahnya orang berseru bahwa terjadi curang dan penuh kecurangan; serta dihubungkan dengan segala sesuatu yang dinilai 'tidak sesuai dengan penilai, ukuran, anggapan diri sendiri.'

Curang dan Kecurangan pada Ranah Politik

Curang dan kecurangan yang awalnya hanya terjadi pada bidang bisnis dan interaksi sosial, agaknya telah dipergunakan pada ranah politik, kuasa, dan kekuasaan. Sehingga curang dan kecurangan hanya dimaknai sebagai menyalahgunakan kekuatan, kuasa untuk merebut dan mempertahankan kekuasaan serta kekuasaan.

Dengan pemaknaan seperti itu, dalam konteks 'demokrasi semu,' jika ada Pemilu, puluhan tahun terjadi di Indonesia, maka yang terjadi adalah kecurangan, bukan jujur, adil, bebas, rahasia. Namun, para pelaksana Pemilu dan mereka yang berkepentingan, pasti menolak adanya kecurangan.

Pada konteks 'demokrasi semu,' di hampir di semua Negara yang dikuasai oleh Rezim Diktator, Pemilu hanya lah akal-akalan penguasa untuk memperpanjang kekuasaan. Oleh sebab itu, curang dan kecurangan adalah suatu keharusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun