Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Caleg Dadakan di Parpol

19 Juli 2018   13:38 Diperbarui: 19 Juli 2018   13:47 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Opa Jappy

Tentang Parpol

Secara sederhana, parpol merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai kesamaan tujuan politik; orang-orang tersebut membangun organisasi - wadah - komuniti - kumpulan yang terikat - gang - dan entah apa sebutannya, dan melalui itu, mereka berjuang - berupaya bersama dalam rangka pencapaian tujuan politik.

Dan dalam kerangka itu, parpol menyalurkan orang-orangnya (yang sering disebut politisi/politikus) ke/melalui lembaga-lembaga politik (yang ada pada/dibentuk oleh negara); misalnya parlemen dan pemimpin pemerintah/an lokal, wilayah, nasional. Dengan itu, jalannya pemerintah/an harus sesuai dengan tujuan politik, idiologi yang diusung, bahkan way of life (suatu) bangsa dan negara.

[SUMBER]

Tentang Caleg

'Caleg,' kosa kata yang belum lama muncul di Indonesia. Sebetulnya caleg merupakan seseorang (atau pun kumpulan) yang mencalonkan diri (serta dicalonkan) dari Parpol (tertentu) menjadi Anggota Institusi Politik atau Parlemen (Tingkat Nasional dan Wilayah atau Daerah).
Mereka, para caleg tersebut, dengan persyaratan tertentu, (akan) menjadi Anggota Parlemen jika terpilih (dan dipilih) melalui Pemilihan Umum.

Lalu, dari mana para caleg tersebut? Idealnya, mereka adalah para aktivis politik dan kader (intern) Parpol, yang sudah dan belum pernah menjadi Anggota Parlemen.

Namun, faktanya? Contoh, Caleg untuk Pemilu 2019 di Indonesia. Ada sejumlah Parpol melakukan 'Undangan Terbuka' ke publik agar mendaftarkan diri sebagai Caleg. Kemudian, mereka melakukan filter, siapa-siapa yang layak diusung sebagai diusung pada Pemilu.

Dengan demikian, yang terjadi adalah mereka yang bukan Aktivis Politik dan Kader (intern) Parpol bisa menjadi Caleg.

Serta, tak terbantahkan adalah para caleg tersebut, malah jadi faktor utama, harus memiliki dana atau uang yang cukup.

Akibatnya bermunculanlah atau adanya caleg (pada sejumlah Parpol) yang minim pengetahuan serta wawasan politik, pendidikan pas-pasan, tidak pernah terlihat di area advokasi publik, dan sejenis dengan itu. Juga, caleg dengan latar artis, pengangguran, atau mungkin saja jagoan-jagoan dari dunia kegelapan. Mereka, ramai-ramai mencoba peruntungan di Pemilu, dengan harapan terpilih (dan dipilih) sebagai Anggota Parlemen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun