Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Alasan Knalpot Kendaraan di Jepang Tidak Mengepulkan Asap

31 Oktober 2017   19:15 Diperbarui: 1 November 2017   10:44 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai saat ini ada Standar Emisi Euro dari Euro1 sampai Euro6. Di beberapa negara sudah menerapkan Standar Emisi Euro4 bahkan sampai Euro6. Di Indonesia pemerintah baru memperlakukan minimal Standar Emisi Euro2. Pemerintah akan mulai menerapkan standar minimal emisi Euro4 pada tahun 2018. Memang sebenarnya kita sangat terlambat menerapkan standar ini dibandingkan dengan negera-negara lain tetapi it's better late than never.

Sekarang saya pun bisa mengerti mengapa tingkat polusi di negara-negara maju lebih rendah dan juga di Jepang tidak ada mobil yang mengeluarkan asap dari knalpotnya. Mereka sudah menerapkan standar yang sangat tinggi dalam mengelola lingkungan terutama berkaitan dengan transportasi kendaraan. Memang semua itu bisa dilakukan jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah melalui kebijakan yang dibuat, para stakeholder termasuk Pertamina sebagai salah satu penyalur BBM di dalam negeri, dan juga kita pengguna bahan bakar tersebut.  

Selain standar emisi, faktor lain yang tidak kalah penting dalam membeli bahan bakar adalah mengetahui kadar Research Octane Number (RON)-nya, sebuah pengukuran standar dari perfoma suatu bahan bakar. Semakin tinggi angka RON atau oktan, maka kinerja mesin menjadi lebih baik. Hal ini tentunya berpengaruh pada polusi atau hasil buangan dari kendaraan yang semakin sedikit.

Di Indonesia sendiri kita mengenal beberapa jenis bahan bakar yang dijual di pasaran. Yang paling umum adalah bensin dan solar. Bahan jenis bensin dijual dengan berbagai varian: Premium, Pertalite, dan Pertamax. Ada juga Pertamax Turbo dan Pertamax Racing tetapi hanya dipakai oleh kalangan tertentu. Berdasarkan dari kelima jenis bahan bakar tersebut Premium mempunyai kadar RON (88), Pertalite RON (90), Petramax (92), Petramax Turbo (98), dan Petramax Racing (100). Sedangkan solar juga terdiri dari berbagai varian seperti BioSolar, Dexlite, dan DexPertamina dengan kadar RON yang berbeda pula.

Di sinilah kita bisa melihat untungnya memakai Pertamax. Dengan kadar RON yang cukup tinggi menggunakan bahan bakar Pertamax sangat mengguntungkan bagi kita. Kinerja mobil kita lebih baik dan tentunya kita juga ikut membantu untuk menjaga lingkungan. Selain itu dengan membeli Pertamax maka kita juga ikut membantu mengurangi subsidi bahan bakar premium oleh pemerintah. Adalah sangat tidak elok jika kita mempunyai mobil yang bagus kita masih membeli Premium sebagai bahan bakar yang masih disubsidi oleh pemerintah.

Sumber gambar: autos.id
Sumber gambar: autos.id
Akhirnya dunia terus berubah dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita di kemudian hari. Generasi Indonesia baru saat ini dituntut untuk lebih peka terhadap kondisi di sekeliling kita. Dengan membeli produk seperti Pertamax secara langsung kita sudah ikut membantu negara ini untuk menjadi negara yang lebih baik. Kita pun secara tidak langsung menyukseskan program energi berkeadilan yang saat ini diterapkan oleh pemerintah. Kalau bukan sekarang kapan lagi kita dapat berkontribusi untuk negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun