Parepare, Sulsel--Setelah Muhammad Mahbrur warga asal kota parepare jadi korban penyanderaan oleh kelompok Abu sayyab yang hingga saat ini belum ada kabar kejelasan terkait pembebasannya.
kini kembali warga asal Jalan. Bau massepe kelurahan Lumpue kecamatan Bacukiki barat kota parepare sulawesi selatan, lagi menjadi korban penyanderaan oleh kelompok radikal yang diduga jaringan Abu sayyab di filipina. pria tersebut bernama Abd. Rahim sumase (62) Anak Buah Kapal (ABK) TB Serudung tiga, yang disandera bersama dengan lima rekan kerja lainnya yang juga diketahui kelimanya adalah ada hubungan keluarga.
Informasi penyanderaan itu diketahui saat kami menemui keluarga korban bernama Ramlah keponakan si korban yang ada di jalan bau massepe kota parepare, dia menerima telpon dari suaminya yang juga bekerja sebagai pelaut di salah satu kapal Takbot (TB) bahwa kalau kapal yang ditempati bekerja sudah terlihat kosong dan semua crew kapal di culik.
"saya menerima telpon dari suami saya kapalnya pace Rahim sudah tidak ada orang diatas kapal dan semua crewnya sudah tidak ada, mereka diculik yang diduga kelompok abu sayyaf,"
Abd. Rahim yang sudah lama merantau di malaysia tinggal bersama istri dan keluarganya hingga menjadi seorang pelaut bekerja sebagai ABK menjabat sebagai kapten kapal di TB Serudung tiga dan menjadi warga negara malaysia. Namun dia masih tercatat sebagai warga kelurahan lumpue RT.01/RW.09 kecamatan Bacukiki barat kota parepare sulawesi selatan, dibuktikan dengan kartu keluarga yang diperlihatkan oleh keluarga korban.
sementara lurah lumpue Ilham. saat dikonfirmasi membenarkan jika warganya atas nama Abd. Rahim masih tercatat secara administrasi sebagai warga negara indonesia dan bertempat tinggal di kelurahan lumpue, diapun baru mengetahui jika ada warganya yang ikut disandera di filipina setelah mendapat kabar dari keluarga korban.
"benar kalau Abd. Rahim itu secara administrasi masih tercatat sebagai warga negara indonesia yang bertempat tinggal di kelurahan lumpue kota parepare, meskipun dia sudah lama bekerja di malaysia dan menjadi warga disana, namun hingga saat ini belum pernah melaporkan dirinya kalau dia sudah jadi warga negara di malaysia," terang ilham saat dikonfirmasi, kamis,(21/7)
Ramlah menambahkan, dia juga mendapatkan informasi dari suaminya kalau si penyanderaan meminta tebusan sekira 20 juta ringgit. keluarga berharap kepada pemerintah terkait bisa membantu penyelamatan kelima ABK yang disandera. Â Â