[Spoiler rate: 20%]
Lebih dari 10 tahun Hwang Do-Hee (Kim Hee-Ae) mengabdi pada keluarga konglomerat perusahaan Eunsung dan membereskan sebagian besar masalah yang ditimbulkan oleh pimpinan perusahaan hingga sang anak.
Misalnya saja saat Eun Chae-Ryoung (Kim Sae-Byuk) salah satu pewaris perusahaan bermasalah, Do-Hee mengerahkan timnya untuk mengatasi masalah itu. Dari mengalihkan perhatian publik ke hal-hal yang tidak krusial hingga "menyetir" media untuk mengalihkan atensi publik.
Do-Hee adalah "anjing kampung" perusahaan Eunsung yang terbaik. Walau begitu, tak jarang Son Young-Sim (Seo Yi-Sook) selaku bos besar diingatkan agar tidak sampai digigit oleh "anjing kampung" peliharaannya itu.
Jangan pernah meragukan kesetiaan Do-Hee. Young-Sim pun sesungguhnya mengakui itu. Namun, saat Do-Hee kemudian disingkirkan membabi buta, kesetiaan itu dengan cepat berbalik menjadi amarah dan dendam.
Do-Hee kemudian mencari cara untuk menggaet Oh Kyung-Sook (Moon So-Ri) pengacara pro-bono yang sebelumnya banyak merepotkan dan menentang Eunsung. Dari musuh menjadi sekutu. Selain memang ingin membalaskan dendam, Do-Hee merasa inilah kesempatan ia untuk membersihkan dosa-dosanya semasa menjadi bagian dari Eunsung.
Apa yang ia persiapkan? yakni menjadikan Kyung-Sook sebagai walikota Seoul demi mengalahkan Baek Jae-Min (Ryu Soo-Young) suami dari Chae-Ryoung si menantu nyonya besar sekaligus ingin membongkar segala macam kejahatan yang Eunsung lakukan selama ini.
* * *
Tepuk tangan gemuruh!
Di beberapa episode awal sejujurnya saya masih tak paham dengan maksud judul serial ini. Namun, setelah berjalan, barulah saya mengerti jika judul itu merujuk pada upaya Do-Hee untuk menjadikan Kyung-Sook sebagai walikota Seoul.
Berjumlah 11 episode, kisah pembalasan dendam selaiknya The Glory ini berlangsung sangat padat. Rasanya, nggak ada ruang kosong yang menjadikan drama besutan sutradara Oh Jin-Seok ini menjadi membosankan.