Sebagai seorang ibu, wajar jika Mak Domu (Tika Panggabean) kangen dengan anak-anaknya yang pergi merantau dan tak pulang-pulang. Anak tertuanya Domu (Boris Bokir) pasca diterima kerja sebagai abdi negara di sekitaran Jawa Barat, jelas susah baginya untuk dimutasi dan pulang ke Sumatra Utara sana.
Ya, bisa sih dia pulang saat Natal misalnya. Tapi, rupanya hubungan ia dan bapaknya Pak Domu (Arswendy Bening Swara) tidak begitu baik. Apa pasal? Sebab Pak Domu tak merestui ia menikah dengan gadis Sunda.
Hal yang sama juga terjadi pada Gabe (Lolox). Pamit ke orangtua untuk kuliah hukum, eh ujung-ujungnya jadi pelawak.
"Kau itu harusnya jadi pengacara, bukan pelawak!" ujar Pak Domu.
Tapi ya gimana, Gabe lebih senang dan bahagia melakoni kehidupan di dunia hiburan. Tiap kali menelepon, selalu itu yang diributkan bapaknya.
Situasi yang sama juga menimpa Sahat (Indra Jegel), si bungsu yang setelah lulus kuliah pertanian, malah memilih menetap di sebuah desa tempat dulu ia KKN. Padahal, di keluarga Batak, si bungsu itu harusnya tinggal dan menjaga orang tua.
Satu-satunya anak Pak Domu dan Mak Domu yang tinggal bersama mereka adalah Sarma (Ghita Bhebhita). Ia kerja di kantor pemerintahan tak jauh dari rumah. Ia pula yang mengalah, mengubur cita-citanya menjadi tukang masak sambil turut menjaga orang tuanya.
Situasi menjadi sulit saat Oppung Domu (Rita Matu Mona) meminta semua cucunya untuk pulang ke Medan saat prosesi adat akan dilakukan. Namun, tak ada yang bisa diperbuat Pak Domu dan Mak Domu untuk menyuruh ketiga bujang mereka pulang ke rumah hingga sebuah ide kemudian tercetus!
"Bagaimana kalau kita pura-pura ribut dan ingin bercerai, pas anak-anak kau akan pulang," ujar Pak Domu.